Contoh dari bullying verbal ini adalah mengomentari bentuk tubuh seseorang secara seksual, seperti tobrut, atau menyebutnya dengan panggilan “sayang”, “cinta”, atau “cantik” tanpa persetujuan orang tersebut.
Kendati tidak melibatkan kekerasan fisik, korban bullying verbal berisiko mengalami depresi, cemas, kesulitan bersosialisasi, dan menurunnya rasa percaya diri.
Baca Juga: Pengumuman! Wajib Pajak Terlanjur Bayar PPN 12 Persen Bisa Ajukan Pengembalian, Begini Caranya
Bila kondisi ini dialami terus-menerus, bisa membuat korbannya merasa terisolasi, bahkan berpikiran untuk mengakhiri hidup.
Cara Menghadapi Bullying Verbal
Berada dalam situasi di mana terjadinya bullying verbal tentu bukanlah hal yang mengenakkan, apalagi menjadi korbannya.
Jangan biarkan perasaan malu, sedih, atau takut yang dialami membuatmu merasa kalah dan menarik diri, ya.
Justru, yang harus kamu lakukan sebagai cara menghadapi perundungan adalah seperti berikut:
- Cari bantuan ke orang terdekat yang bisa dipercaya, terutama jika muncul ancaman atau serangan fisik.
- Tanggapi dengan tenang karena pelaku bullying senang melihat korbannya tersulut emosi.
- Sebisa mungkin hindari situasi di mana kamu harus berhadapan langsung dengan pelaku bullying.
- Simpan segala hal yang membuktikan kamu mengalami bullying verbal, misalnya tangkapan layar atau rekaman suara.
Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk membantu korban, di antaranya: