Kedua, memberdayakan hydro-diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif sesuai kebutuhan negara penerima disamping mencegah persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas berdasarkan hukum internasional.
Ketiga, adalah memperkuat political leadership sebagai kunci dalam menyukseskan berbagai bentuk kerja sama menuju ketahanan air yang berkelanjutan.
Untuk itu Indonesia mengangkat empat inisiatif baru, yaitu penetapan World Lake Day, pendirian Center of Excellence di Kawasan Asia Pasifik untuk ketahanan air dan iklim, tata kelola air yang berkelanjutan di negara-negara pulau kecil, dan penggalangan proyek-proyek air untuk memastikan komitmen politik kita menjadi aksi nyata.
“Air bukan sekedar produk alam tetapi produk kolaborasi yang saling menghubungkan dan mempersatukan kita. Preserving water is our collective responsibility,” ujar Presiden Jokowi menutup sambutannya.
Baca Juga: Jadwal Bioskop CGV Jogja Senin 20 Mei 2024, Vina Sebelum 7 Hari Masih Menghantui
Sebelumnya, Presiden World Water Council Loïc Fauchon mendorong para kepala negara dan delegasi yang hadir untuk memasukan hak terhadap air ke dalam konstitusi, hukum, dan peraturan di negara masing-masing.
Hal tersebut dikatakannya akan mempercepat terwujudnya keadilan untuk akses air dan sanitasi di seluruh dunia.
“Sehingga, selangkah demi selangkah, kita bisa mengusulkan agar hak atas akses terhadap air dapat ditegakkan bagi semua orang,” ujarnya
Pada kesempatan tersebut Loïc Fauchon mengungkapkan pihaknya akan memperkenalkan koalisi “Money for Water” pada konferensi Persatuan Bangsa-Bangsa mendatang dan mengajak seluruh negara ikut bergabung. Koalisi tersebut mencakup sub-kedaulatan dan pembatalan utang air (water debt) untuk negara-negara termiskin di dunia.
“Kami ingin memastikan bahwa sebagian besar pendanaan iklim pada dasarnya dikhususkan untuk air, termasuk air limbah,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Loïc Fauchon pun menyerukan tindakan internasional untuk memastikan tata kelola yang lebih aktif dan terdesentralisasi berdasarkan kerja sama multilateral.
Baca Juga: Peralihan STMM Yogyakarta ke Politeknik Dipercepat untuk Kembangkan Talenta Digital
“Sebagaimana yang kita lakukan dalam forum ini, yang juga penting untuk memperkuat aturan mediasi untuk sungai, danau, dan DAS. Diplomasi air sejatinya membawa kedamaian di tepian, alih-alih membawa perang ke sungai,” ujarnya.
Artikel Terkait
Menhan Prabowo Subianto Resmikan 12 Sumber Titik Air di Pamekasan Madura, Puluhan Ribu Warga Tak Lagi Kesulitan Air Bersih
Kurangi Stunting, Tingkatkan Akses Air Minum dan Sanitasi Aman, Bupati Kudus Minta Peran Aktif Multi Pihak
Pengujian Kualitas Air Sungai di Kota Jogja Kembali Dilakukan, Ini Hasilnya yang Perlu Warga Tahu
Bukan yang Lain, Air Mineral Produk Indonesia Vit Masuk Daftar Layak Minum Versi WHO
Bukan Wuling atau Ioniq, Mobil Listrik BMW Jadi Kendaraan VIP Peserta WWF 2024 di Bali
Kenalan Yuk dengan Produk Ramah Lingkungan, WWF Indonesia Kampanyekan Produk Berbasis Minyak kelapa sawit Berkelanjutan