Balaikota lama yang berada di Dalem Notokusumo ini tepatnya di Jl Masjid Nomor 1 Pakualaman Yogyakarta. Menurut Pak Kun (pengelola bangunan), bangunan di Dalem Notokusumo dulunya sering disebut Kepatihan Kecil.
Baca Juga: 2 Warna Baru All New Honda BeAT Makin Berkarakter dan Keren Pol, Kamu Pilih yang Mana Dab
Bangunan ini pernah dipakai untuk Kantor Kedokteran Yogyakarta, Agraria, AKPER Notokusumo dan sekarang dipergunakan untuk pelatihan karawitan.
Selanjutnya pembangunan Balaikota Timoho Yogyakarta dimulai dari masa Walikotapraja dijabat oleh Soejono AY. Menurut Ir. Yuwono Sri Suwito, MM (Ketua Dewan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) pembangunan dimulai pada tahun 1972.
Dibuktikan dengan adanya prasasti di Pendapa Balai Kota Timoho sisi Utara, berupa Surya Sengkala huruf Jawa ‘KINANTHEN SAPTA MARGANING BUDI’, yang bermakna tahun 1972 Masehi, serta Candra Sengkala ‘DADI LELUHURING WIWARA PRAJA’, yang bermakna 1904 tahun Jawa.
Baca Juga: Bad Boys Ride or Die, Benarkah Lebih Konyol dari Sekuel Sebelumnya? Ini Fakta dan Reviewnya
Alur perjalanan sejarah Balaikota menjadi hiasan sejarah yang tak mungkin terlupakan bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Sejarah merupakan koleksi memori kehidupan yang tertuang dalam arsip dan dokumen yang sangat penting dan wajib dipelihara dan disimpan sebaik-baiknya.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengatakan, kegiatan napak tilas yang diselenggarakan dalam rangka HUT ke-77 merupakan pengingat bahwa Balai Kota tidak hanya sebagai gedung atau area perkantoran semata, namun juga memiliki ‘spirit’ luhur yang terkandung di dalamnya.
Baca Juga: TBY Kembali Gelar Karya Maestro Bondan Nusantara, Pentaskan Ketoprak Lakon Rembulan Wungu
Dimana Pemerintah Kota Yogyakarta juga memiliki peran besar terhadap pembangunan di Kota Yogyakarta yang sampai saat ini bisa dirasakan oleh warganya.
Peran ini tentunya tidak terlepas dari sejarah yang ada dalam masa pemerintahan sejak tahun 1947.
“Alur perjalanan sejarah Balai Kota ini kiranya menjadi hiasan sejarah yang tak mungkin terlupa bagi generasi sekarang dan yang akan dating," katanya.
"Sehingga generasi sekarang akan terus bekerja dengan semangat, penuh dedikasi dan membangun Kota Yogyakarta dengan dasar budaya adiluhung,” jelas Sugeng Purwanto, Kamis 6 Juni 2024.
Artikel Terkait
Punya Kesamaan, Pemkot Jogja dan Denpasar Jalin Kerjasama Pengembangan Pariwisata
Pemkot Jogja Luncurkan Gerakan Semar Ing Amarto, Semangat Agawe Sehating lan Makmuring Kutho Ngayogyakarta
Usai Garap 10 Proyek Strategis di 2023, Pemkot Jogja Siap Bangun Empat Kelurahan Tahun Ini
Pemkot Jogja Mulai Distribusikan SPPT PBB Tahun 2024, Wajib Pajak Diminta Bayar Sebelum Jatuh Tempo
Pemkot Jogja Bakal Bangun 4 Ruang Terbuka Hijau Publik Baru, Ini Lokasinya
Pemkot Jogja Kaji Penambahan Tempat Khusus Merokok di Kawasan Malioboro