Gorontalo pernah diguncang gempa magnitudo 7,7 SR yang terjadi pada 17 November 2008.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono saat itu mengungkap, gempa tersebut terjadi akibat aktivitas sesar naik berarah Barat-Timur.
Hal tersebut terjadi akibat mekanisme sesar aktif yang berada penunjam Sulawesi Utara di sebelah utara Pulau Sulawesi.
Akibatnya, Provinsi Gorontalo yang berlokasi dekat dengan jalur penunjam Sulawesi Utara, menjadi wilayah yang rawan terjadinya gempa bumi.
Pengaruh Desakan Lempeng Samudera Pasifik
Kepala Pusat Studi Kebencanaan LPPM Universitas Negeri Gorontalo, Muhammad Kasim mengatakan terdapat patahan aktif akibat pengaruh desakan lempeng Pasifik di sekitar wilayah Gorontalo.
Temuan tersebut, setelah Kasim menyoroti faktor terjadinya gempa bumi di Gorontalo pada 26 Juli 2021.
Baca Juga: Sapto Agus Irawan Juara 1 Film Pendek, Ini Pemenang Kategori Lain BNPB Tangguh Awards 2024
"Di bagian utara Sulawesi ada Sesar Tunjaman Laut Sulawesi, dan di bagian selatan ada Sesar Naik Balantak yang menyebabkan gempa sebanyak dua kali pada tanggal 26 kemarin," kata Kasim pada 28 Juli 2021 silam.
"Pengaruh desakan lempeng Samudera Pasifik ke arah barat, jika aktif akan memicu sesar-sesar kecil di sekitarnya," tegasnya.
Langkah Mitigasi Gempa di Gorontalo
Penting bagi warga setempat untuk memantau laporan aktivitas gempa melalui BMKG ataupun dari pihak pemerintah Gorontalo.
Baca Juga: Panen Raya, Kualitas Bawang Putih Pemalang Berpotensi Saingi Bawang Impor
Hal tersebut untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari gempa yang dapat menimbulkan tsunami maupun tanah longsor. Berikut ini langkah mitigasi gempa di Gorontalo:
Artikel Terkait
Gempa Bumi Magnitudo 5,8 Guncang Gunungkidul, Tidak Berpotensi Tsunami
81 Warga Luka-Luka Akibat Gempa di Kabupaten Bandung, BPBD Masih Lakukan Pemutakhiran Jumlah Kerusakan
Sejumlah Wartawan Keracunan Mie saat Jumpa Pers 'Come See Mie Fest 2024' di Candi Prambanan
Masyarakat Jabar Wajib Waspada Aktivitas Patahan Sesar Garsela, Simak 6 Upaya Percegahan dan Perlindungan Bencana
Indonesia Hadapi Risiko Bencana Superkompleks, Menko PMK: Edukasi Jadi Solusi Utama
FAO Tetapkan Budi Daya Salak Bali Jadi Warisan Pertanian Dunia