SENANGSENANG.ID - Masalah kekurangan gizi pada ibu hamil di Indonesia menjadi perhatian serius Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan para ahli gizi dunia.
Untuk mengatasi masalah itu, Menkes berharap kebutuhan mikronutrien penting bagi ibu hamil dapat terpenuhi, guna mencegah berbagai masalah kehamilan seperti anemia, berat badan lahir rendah (BBLR), dan stunting.
Hal tersebut disampaikan Budi dalam acara peluncuran Multiple Mikronutrien Suplementasi (MMS) di SMA Negeri 27 Bandung, Jawa Barat, pada Kamis 17 Oktober 2024.
Program MMS ini diharapkan menjadi solusi penting dalam mengatasi masalah gizi ibu hamil di Indonesia.
"Penyakit yang menyerang ibu hamil dan anak-anak seringkali disebabkan oleh kekurangan gizi. Dari 4,9 juta ibu hamil di Indonesia, 27 persen di antaranya menderita anemia, dan itu sangat tinggi," kata Budi melalui keterangan resminya dikutip Sabtu 19 Oktober 2024.
Kementerian Kesehatan, bekerja sama dengan lembaga kesehatan dunia seperti WHO dan UNICEF, merekomendasikan penggunaan suplemen MMS untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil.
MMS merupakan suplemen yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil, dengan kandungan gizi yang dapat mengurangi risiko terkait kehamilan.
Budi juga menyarankan agar ibu hamil mengonsumsi MMS selama enam bulan masa kehamilan untuk mengurangi risiko BBLR dan stunting pada bayi yang dilahirkan.
"Jika ingin anak sehat dan pintar, konsumsilah MMS sebanyak 180 tablet selama 180 hari atau enam bulan berturut-turut selama kehamilan. InsyaAllah, anak akan lahir sehat dan cerdas," ujarnya.
Maria Endang Sumiwi, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, menjelaskan bahwa setiap tablet MMS mengandung 10 vitamin dan lima mineral penting yang dibutuhkan ibu hamil, termasuk vitamin A, D, E, C, B1, B2, niasin, B6, B12, asam folat, serta mineral seperti zat besi, zinc, tembaga, selenium, dan iodin.
Kandungan ini lebih lengkap dibandingkan tablet tambah darah (TTD) yang hanya mengandung zat besi dan asam folat.
Artikel Terkait
Kemenkes: Waspada DBD di Musim Kemarau, 621 Kasus Demam Berdarah Berujung Kematian
Kemenkes Temukan Dugaan Pungli di PPDS Anestesi Undip, Sebesar Rp20-40 Juta per Bulan
Mpox Butuh Pengobatan Simptomatik dan Antivirus, Bukan Sekadar Istirahat! Begini Penjelasan Kemenkes
Awas! Penggunaan Antibiotik tak Bijak Picu Meningkatnya Resistensi Antimikroba di Indonesia, Begini Penjelasan Kemenkes
DR Sunartono Raih Penghargaan dari Kemenkes, Alih-Alih Dipakai Sendiri, Sepeda Motor Dihibahkan ke PMI Sleman
Hari Penglihatan Sedunia 2024, Kemenkes Luncurkan Peta Jalan Gangguan Penglihatan