Pemakai BBM Non Subsidi Endingnya Kecewa, Ternyata Ini Bahaya Mengoplos Pertamax pada Performa Kendaraan

photo author
- Kamis, 27 Februari 2025 | 19:18 WIB
Kasus Dirut Pertamina oplos Pertamax masih jadi perbincangan hangat masyarakat. (instagram.com/pertamina)
Kasus Dirut Pertamina oplos Pertamax masih jadi perbincangan hangat masyarakat. (instagram.com/pertamina)

"Sehingga, tersangka MKAR mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut, Qohar menjelaskan bahwa ketika mayoritas kebutuhan minyak dalam negeri diperoleh dari impor secara ilegal, harga dasar yang menjadi acuan penetapan harga indeks pasar BBM menjadi lebih tinggi.

Baca Juga: Mengulik Perjalanan Carmen, Gadis Bali yang Awalnya Fans SNSD Kini Resmi Debut di Hearts2Hearts Agensi SM Entertainment

Hal ini turut berimbas pada besarnya kompensasi serta subsidi BBM yang harus dibayarkan pemerintah setiap tahun melalui APBN.

"Sehingga, dijadikan dasar pemberian kompensasi maupun subsidi bahan bakar minyak setiap tahun melalui APBN,"tambahnya.

Dampak Pengoplosan BBM terhadap Kendaraan

Menurut laman resmi AHM, perbedaan jenis BBM dapat memengaruhi performa kendaraan.

Baca Juga: Potensi Remaja Ditampilkan dalam Rangkaian Pekan Doa Sedunia 2025, Ini Momen Serunya

RON merupakan angka perbandingan antara heptana dan isooktana dalam BBM.

Jika kendaraan diisi dengan BBM beroktan terlalu rendah, performanya akan berkurang.

Sebaliknya, jika oktan terlalu tinggi, mesin justru bisa mengalami knocking atau detonasi berlebih.

Kasus pengoplosan BBM yang diduga dilakukan oleh tersangka menimbulkan risiko bagi kendaraan.

Baca Juga: Kembali ke Indonesia! Motorola Luncurkan moto g45 5G yang Dibanderol Cuma Rp2 Jutaan, Intip Spek Gaharnya

Setiap jenis BBM memiliki kandungan berbeda, termasuk zat aditif yang berfungsi menjaga kebersihan mesin.

"Maka nanti dosisnya (zat aditif) akan turun setengahnya. Secara oktan mungkin kita dapat kalau mencampur (bensin), tapi bahayanya deposit (kerak) justru naik," jelas Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, peneliti di LAPI ITB pada 2022 lalu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X