SENANGSENANG.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah mengembangkan teknologi dari artificial intelligence (AI) untuk membantu dalam memberikan diagnosis dan terapi maupun obat untuk penyakit kanker.
Pihak Kemenkes menyatakan bahwa teknologi yang dimiliki oleh Indonesia masih kurang mumpuni sehingga kerja sama dengan Perthera, perusahaan onkologi berbasis AI dari Amerika Serikat diperlukan.
“Masing-masing pasien itu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, masing-masing orang treatment-nya harus sesuai dengan individunya, dengan kondisinya, dengan klinisnya, dengan penyakitnya, kemudian stadiumnya,” kata Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Farmalkes Kemenkes) Lucia Rizka Andalucia kepada wartawan di Hotel Fairmont pada Senin 12 Mei 2025.
“Kita mengikuti teknologi terbaru, termasuk AI dalam penerapan pelayanan ksehatan,” imbuhnya.
Dengan teknologi dan pemanfaatan AI ini, Lucia menyatakan bahwa pasien kanker di Indonesia bisa mendapatkan perawatan dengan standar yang sama dengan negara-negara maju lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, CEO PathGen, dr. Susanti menyatakan bahwa ada potensi pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien.
Baca Juga: Cerita Richard Lee Ditipu Bayar Rp10 Juta ke Aldy Maldini, Pernah Ditagih Balik namun Berkelit
“Cost-nya juga bisa direduksi, dikurangi, karena obat yang dipilihkan nanti lebih tepat, ya,” kata dokter Susanti kepada wartawan, Senin 12 Mei 2025.
“Jadi, (AI) membantu dokter memberikan rekomendasi obat yang lebih tepat itu bisa mengurangi biaya hingga 30 persen,” tandasnya.**
Artikel Terkait
Mpox Butuh Pengobatan Simptomatik dan Antivirus, Bukan Sekadar Istirahat! Begini Penjelasan Kemenkes
Awas! Penggunaan Antibiotik tak Bijak Picu Meningkatnya Resistensi Antimikroba di Indonesia, Begini Penjelasan Kemenkes
Hari Penglihatan Sedunia 2024, Kemenkes Luncurkan Peta Jalan Gangguan Penglihatan
Kemenkes Luncurkan Suplemen Multivitamin untuk Ibu Hamil, Cegah Risiko BBLR dan Stunting
HMPV Merebak di China hingga Muncul Imbauan Kemenkes, Akankah Marak Seperti Covid-19?
Masih Jadi Daerah Endemis, Kemenkes Terbitkan SE Terkait Menigkatnya Kasus Flu Burung