Sudah Saatnya Pemerintah Rangkul Media yang Dipercaya Rakyat, Bukan Influencer

photo author
- Selasa, 2 September 2025 | 18:39 WIB
Potret aksi demo di area Gedung DPR dan MPR RI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 28 Agustus 2025. (Foto: Harianterbit.com/Aldi Tsaqif)
Potret aksi demo di area Gedung DPR dan MPR RI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 28 Agustus 2025. (Foto: Harianterbit.com/Aldi Tsaqif)

SENANGSENANG.ID - Ramai menjadi sorotan publik Tanah Air, pengakuan influencer kenamaan di Indonesia, Jerome Polin yang mengungkap terkait tawaran yang diduga untuk menjadi buzzer meredam aksi unjuk rasa masyarakat terhadap Parlemen RI.

Lewat akun Instagram pribadinya, @jeromepolin yang diposting pada 29 Agustus 2025, Jerome menampilkan tangkapan layar ajakan membuat narasi damai yang disebut melibatkan pemerintah, DPR, Korps Brigade Mobil (Brimob), hingga ojol.

“Ini (terkait) buat narasi untuk pencitraan seolah semua baik-baik saja. Jangan sampai lengah, jangan terpecah belah, kawal terus,” tulis influencer tersebut.

Baca Juga: Musisi Acil Bimbo Tutup Usia, Pelantun Lagu 'Sajadah Panjang' yang Pernah Warnai Belantika Musik Tanah Air di era 60-an

Unggahan ini langsung viral dan memunculkan spekulasi terkait pemerintah yang dinilai lebih memilih buzzer ketimbang media massa untuk meredam aksi unjuk rasa tersebut.

Fenomena ini lantas mendorong beberapa tokoh masyarakat hingga pakar komunikasi yang mengingatkan agar pemerintah harusnya lebih merangkul media massa ketimbang influencer dalam menjaga komunikasi dengan masyarakat.

Terlebih, sebagian pakar menyoroti pola lama yang dinilai banyak mengandalkan buzzer dalam agenda politik pemerintah.

Berikut ini sederet penuturan menurut pakar ahli hingga akademisi di Indonesia:

Baca Juga: Kesatuan Program Studi Ilmu Pemerintahan Indonesia Sampaikan 3 Poin Penting Terkait Eskalasi Politik Nasional

Kritik dari Pakar Komunikasi

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie mengingatkan agar Presiden Prabowo tidak mengulangi pola lama di era Jokowi yang banyak mengandalkan buzzer.

“Tak bisa dipungkiri era Presiden Jokowi banyak menggunakan buzzer dan influencer,” kata Jerry dalam pernyataannya, pada 31 Agustus 2025.

Menurutnya, komunikasi publik yang kredibel seharusnya dilakukan langsung oleh pejabat negara atau melalui media yang memiliki mekanisme verifikasi.

Baca Juga: Merayakan Warisan Sastra Fantasi Michael Ende di GoetheInstitut Jakarta, Pameran Masih Dibuka hingga 28 September 2025

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X