Tokoh kelahiran Bandar Lampung itu menilai, penjarahan yang dilakukan oknum demo lalu diviralkan di media sosial hanya memperburuk suasana.
“Liputan penjarahan dimuat dan diviralkan secara sensasional. Hilang hukum, hilang akal sehat, hilang peradaban,” tegas Sri Mulyani.
Wanita berusia 63 tahun itu lantas mengingatkan, ada yang lebih menyedihkan dari kehilangan benda pribadi, yakni korban jiwa.
“Minggu kelabu akhir Agustus itu, ada korban yang jauh lebih berharga dibanding sekadar lukisan saya, yaitu korban jiwa manusia yang melayang dan tak tergantikan,” tutur Sri Mulyani.
Baca Juga: Pon Your Tone Lepas Kolaborasi Epik Ciko dan KC JONES dalam Single 'Rage'
“Yang ada hanya hilangnya akal sehat, rusaknya harapan, dan runtuhnya fondasi berbangsa dan bernegara kita,” imbuhnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu kemudian menyampaikan pesan yang menyejukkan agar masyarakat Indonesia turut saling menjaga lingkungan sekitarnya.
“Indonesia adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan dan jangan menyerah pada kekuatan yang merusak itu,” pinta Sri Mulyani.
Baca Juga: Dikira Anggota Dewan! Akun Instagram Mantan Pemain Timnas Indonesia, Syahroni Digeruduk Netizen
“Mari jaga dan terus perbaiki Indonesia bersama, tanpa lelah, tanpa amarah, tanpa keluh kesah, serta tanpa putus asa,” tukasnya.**
Artikel Terkait
Poin Diskusi Sri Mulyani dengan Menkeu China, Bahas Proses Nego Tarif Trump hingga Inisiatif ASEAN Plus 3
Kunjungan ke Nduga Pakai Rompi Anti Peluru, Sri Mulyani: Mungkin Belum Pernah Ada Menteri Keuangan ke Sini
Sri Mulyani Terkesan dengan Model Pembangunan Infrastruktur China, Singgung Dunia Perlu Belajar dari RRT
Sri Mulyani Tegaskan Penarikan PPh oleh Marketplace Bukan Aturan Baru, Sebut Demi Kepastian Hukum
Usai Rumahnya Dijarah Oknum Demo, Sri Mulyani Ajak Bangun Indonesia Tanpa Anarki dan Kebencian
Sri Mulyani Pastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif Pajak di 2026, Fokus pada Peningkatan Kepatuhan