"Harus waspada jangan sampai ini dipolitisasi, tujuan makan bergizi adalah untuk anak-anak kita yang sering sulit makan,” tegas Prabowo.
“Mungkin kita kita ini makan lumayan, mereka itu makan hanya nasi pakai garam, ini yang harus kita atasi, untuk memberi makan sekian juta pasti ada hambatan, rintangan, ini kita atasi," lanjutnya.
Data Korban Keracunan dari BGN
Sementara itu, Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan adanya lonjakan signifikan korban keracunan akibat MBG.
Baca Juga: Geger Kasus Cium Kening di Unsri: Begini Investigasi, Fakta, dan Evaluasi Kampus
Hingga 25 September 2025, total 5.914 orang tercatat mengalami keracunan. Angka ini berasal dari tiga wilayah besar yang menjadi cakupan distribusi MBG.
Secara rinci, Wilayah I (Sumatra) mencatat 1.307 orang, Wilayah II (Jawa) sebanyak 3.610 orang, dan Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia Timur) sebanyak 997 orang.
Jika dihitung jumlah kasus, terdapat 9 kasus di Wilayah I, 41 kasus di Wilayah II, dan 20 kasus di Wilayah III.
Lima Kasus Terbesar di Daerah
BGN juga merinci lima kasus dengan jumlah korban terbesar. Kota Bandar Lampung menempati posisi tertinggi dengan 503 orang terdampak, disusul Kabupaten Lebong (Bengkulu) dengan 467 orang.
Kemudian di Kabupaten Bandung Barat tercatat sebanyak 411 orang, Kabupaten Banggai Kepulauan 339 orang, serta Kabupaten Kulon Progo dengan 305 orang.
Baca Juga: Eksplorasi Budaya Lewat Pakualaman Heritage Walk Bersama 1O1 Style Yogyakarta
Lonjakan Kasus di Bulan Agustus dan September
Artikel Terkait
Soal Usulan DPR untuk Mengganti MBG Jadi Uang Tunai, Istana: Konsep Sekarang yang Terbaik
DPR Usul agar Sekolah Jadi Pengelola Program MBG
352 Siswa di Bandung Barat Keracunan Imbas Menu MBG Tak Layak Konsumsi, Jumlah Korban Bertambah dalam Hitungan Jam
Jalan Terjal MBG di Persimpangan antara Cita-Cita Perbaikan Gizi dengan Realitas Krisis Keamanan Menu Makanan
Geger Kasus Keracunan Massal, Dapur 'Ngebul' MBG Kini Dinilai Bikin Sepi Kantin Sekolah
Kasus Keracunan MBG Makin Marak, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?