Konektivitas Meningkat, Ekonomi Digital Tumbuh
Di sisi infrastruktur, program Satelit Republik Indonesia (SATRIA) I telah menghadirkan akses internet di 27.865 titik layanan publik.
Peluncuran Satelit Nusantara V juga menambah kapasitas broadband nasional menjadi 370 Gbps—tertinggi di ASEAN.
“Di Indonesia Timur, misalnya Papua, sudah ada 1.631 titik layanan publik. Koneksinya jauh lebih baik dari sebelumnya,” jelas Meutya.
Baca Juga: Potret Pelari di Ruang Publik Picu Pro-Kontra: Antara Seni, Privasi, dan Ancaman AI
Dengan konektivitas yang semakin luas, Indonesia kini menjadi pasar digital terbesar di ASEAN dengan 229,4 juta pengguna internet atau 80,6% dari populasi.
Pertumbuhan ini turut mendorong ekonomi digital, bahkan pelaku usaha kecil seperti pedagang kaki lima kini sudah memanfaatkan QRIS untuk transaksi.
“Gerobak-gerobak kecil sekarang sudah menggunakan QRIS. Ekosistem digital sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat,” tuturnya.
Sinergi Jadi Kunci Kemajuan
Meutya menutup dengan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat transformasi digital.
“Kemajuan hanya dapat dicapai jika pemerintah, regulator, industri, akademisi, dan pelaku inovasi melangkah bersama,” tegasnya.**
Artikel Terkait
Menkomdigi Tak Kuasa Tahan Air Mata Usai Dengarkan Curhat Ibu-Ibu yang Terlilit Utang Gegara Keluarganya Jadi Pecandu Judi Online
Menkomdigi Ajak Generasi Muda Perkuat Literasi Digital Melalui Penyebaran Konten Positif
Menkomdigi Meutya Hafid: Jurnalis Berperan Penting dalam Pemberantasan Judi Online
Raline Shah Jadi Stafsus Menkomdigi, Ini Tugas dan Besaran Gajinya yang Fantastis
Polemik Soal Jabatan Seskab dan Sektretaris Militer, Menkomdigi: Status Letkol Teddy Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
Media Nasional Harus Jaga Kredibilitas, Menkomdigi Ungkap Tantangan Utama Industri Media di Era Disrupsi Digital