SENANGSENANG.ID — Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat mempertanyakan urgensi pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh.
Menurut Hasto, Megawati menilai pemerintah seharusnya lebih fokus pada kebutuhan mendasar rakyat.
“Saya menjadi saksi bagaimana Ibu Mega berulang kali menyampaikan kepada Presiden Jokowi, apakah rakyat benar-benar memerlukan kereta cepat,” ujar Hasto kepada wartawan usai ziarah di makam Bung Karno, Blitar, Sabtu (1/11/2025).
Baca Juga: Synergy Day 2025 IFG: Merajut Kolaborasi Lewat Olahraga dan Kepedulian Sosial
Ia menambahkan, Megawati lebih menekankan pentingnya pembangunan sektor pendidikan, pertanian, dan infrastruktur dasar seperti bendungan dan pupuk bagi petani.
“Kebutuhan rakyat untuk pendidikan, bendungan, dan pupuk jauh lebih penting. Termasuk membangun daya bangsa kita,” lanjutnya.
Soroti Perubahan Kebijakan dan Teknologi
Hasto juga menyinggung adanya perubahan kebijakan dalam pelaksanaan proyek Whoosh.
Baca Juga: Soraya Intercine Films Hidupkan Kembali Superhero Klasik Indonesia, Labah-Labah Merah
Ia menyebut bahwa proyek tersebut awalnya diklaim tidak menggunakan jaminan negara, namun kemudian berubah.
“Dulu disebut tidak ada jaminan negara, tapi kemudian ternyata ada,” kata Hasto.
Ia menambahkan, penguasaan teknologi dalam proyek Whoosh akan lebih bermakna jika dikerjakan oleh anak bangsa sendiri.
Usulan Double Track dari Megawati
Artikel Terkait
Mahfud MD Sebut Penyelidikan Proyek Whoosh Tak Harus Tunggu Laporan, KPK: Kami Mencari Informasi
Ketua KPK: Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh Masih Ditelaah
Soroti Proyek Whoosh, Said Didu Ungkap Menkeu Purbaya Bakal Bongkar 'Kotak Pandora' Utang Era Jokowi
Mahfud MD Kembali Soroti Proyek Whoosh: KPK Bisa Panggil Jokowi untuk Penyelidikan
Pemerintah Bahas Skema Kelonggaran Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, APBN Tak Akan Digunakan
Megawati Pertanyakan Urgensi Proyek Kereta Cepat Whoosh, Hasto: Banyak Kebutuhan Rakyat yang Lebih Mendesak