Sedang dalam kegiatan yang dibuka Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta, para petinggi, lurah, dan pimpinan Puskesmas mengikuti kegiatan secara daring.
Lebih lanjut Edy menjelaskan, terdapat sembilan indikator sasaran yang 'digarap'dalam intervensi ini.
Mulai dari tambahan asupan gizi untuk ibu hamil kekurangan energi kronik, serta tablet tambah darah (TTD) minimal 90 selama kehamilan untuk ibu hamil.
Selain itu TTD untuk remaja putri, mendorong ASI eksklusif untuk bayi sampai usia 6 bulan, dan makanan pendamping ASI untuk anak usia 6 sampai dengan 23 bulan.
Selanjutnya pelayanan tata laksana gizi buruk untuk balita, pemantauan tumbuh kembang balita, tambahan asupan gizi balita, serta imunisasi dasar lengkap balita.
Pada pemberian TTD untuk remaja putri, pihaknya tidak hanya melihat indikator pembagian tablet tersebut.
Jangan sampai hanya dimasukkan kantong, maka harus dipastikan tablet diminum.
"Kalau ada yang tidak bisa minum tablet dengan air, siapkan pisang," katanya.
Intervensi melalui pemberian makanan pendamping ASI untuk anak usia 6 sampai dengan 23 bulan pun dia pastikan efektivitasnya.
Melalui APBD Perubahan tahun 2022 pihaknya melakukan intervensi dalam bentuk pembagian susu.
"Daripada dibagi misalnya sekali per bulan, lebih baik dipastikan setiap hari," pintanya.
IUpaya itu harus terus digenjot dengan anggaran Rp1,8 miliar.
Dengan cara itu, anak-anak cepat mendapat asupan protein untuk perbaikan gizi.
Hal inilah yang menyebabkan prevalensi tengkes atau stunting baduta (bayi dua tahun) cepat ditekan.
Artikel Terkait
Gubernur Ganjar Pranowo Siapkan Strategi Baru Tangani Kemiskinan dan Stunting di Daerahnya
Teguh Dartanto Mengaku Bangga, Hasil Penelitiannya Tentang Rokok Viral di Twitter Terkait Dampak pada Stunting
Angka Stunting di Indonesia Masih Tinggi, Kemenkes: Pentingnya Pemberian Protein Hewani kepada Anak
PMI Kudus Prioritaskan Pelayanan, Tahun 2023 Hadirkan Program Unggulan Penanganan Stunting
Genjot Penurunan Stunting, Wagub Jateng Taj Yasin : Desa Ini Angka Kehamilan Relatif Tinggi