SENANGSENANG.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus berupaya menekan emisi gas rumah kaca guna menahan laju perubahan iklim global.
Salah satu langkah nyata adalah pembangunan tower gas rumah kaca (GRK) beserta pos pemantauan GRK di sejumlah wilayah di Indonesia.
Langkah itu merupakan bentuk dukungan BMKG untuk memberikan data yang lebih akurat dalam mewujudkan target Net Zero Emission tahun 2060.
Baca Juga: Remaja Visioner Indonesia, di Usia 17 Tahun Muhammad Hakim Hadirkan Keem Skincare
"BMKG tengah mengembangkan program Global Greenhouse Gas Watch (G3W) dan Integrated Global Greenhouse Gas Information System (IG3IS) untuk membantu upaya menekan emisi dan serapan gas rumah kaca berdasarkan observasi dan sains terkini," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, sebagaimana dikutip InfoPublik pada Sabtu 20 Juli 2024.
Implementasi kedua program tersebut diwujudkan melalui pembangunan tower untuk mengamati gas rumah kaca yang hasilnya akan dilakukan perhitungan melalui model kimia atmosfer.
Peluncuran Tower 100 meter Pemantauan GRK Terintegrasi di Jambi menjadi acara puncak dari rangkaian peringatan Hari Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Hari MKG) ke-77, dan kegiatan menyambut HUT ke-79 Republik Indonesia.
Baca Juga: Jadwal Bioskop Platinum Cineplex Kebumen Minggu 21 Juli 2024, yang Suka Action Seru Ada Hijack 1971
Program Global Greenhouse Gas Watch (G3W) dan Integrated Global Greenhouse Gas Information System (IG3IS) merupakan program yang diinisiasi Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).
Tujuannya adalah untuk memantau dan melaporkan konsentrasi dan flux gas rumah kaca secara global, yang dapat memberikan informasi komprehensif atas siklus GRK di atmosfer dan permukaan Bumi, agar prediksi masa depan iklim di Bumi dapat dilakukan dengan lebih baik.
Menurut Dwikorita, fenomena perubahan iklim semakin mengkhawatirkan serta memicu dampak yang lebih luas.
Baca Juga: Hyundai Motors Indonesia Kembangkan Aliansi Pengisian Daya dengan Mitra Charging Point Operator
Hal itu terlihat dari berbagai peristiwa alam terkait iklim, dari suhu udara yang lebih panas, terganggunya siklus hidrologi, hingga maraknya bencana hidrometeorologi di berbagai belahan dunia.
Maka dari itu, diperlukan upaya lebih dan konsisten dari seluruh negara untuk menahan laju perubahan iklim tersebut.