Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai penyakit dan cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Dalam jangka panjang, stunting dapat menghambat potensi kecerdasan dan kemampuan fisik anak.
Baca Juga: BMKG Luncurkan Tower GRK Terintegrasi untuk Dukung Net Zero Emission 2060 di Sejumlah Wilayah
"Juga berdampak negatif terhadap kapasitas kerja dan status sosial ekonomi mereka di masa depan," terangnya.
Selama acara edukasi, RS Mardi Rahayu juga memberikan bantuan berupa 60 boks makanan tinggi protein dan susu UHT kepada 60 anak balita dari Desa Jati Wetan.
Tidak hanya itu, RS ini juga menyalurkan 50 unit kursi untuk kepentingan masyarakat setempat, sebagai bagian dari upaya mereka untuk memberikan dampak positif lebih luas.
Salah satu ibu dari Desa Jati Wetan, Alifa Elfalia, mengungkapkan pengalaman pribadinya dengan stunting, di mana anaknya berhasil pulih setelah mendapatkan perawatan gizi yang memadai.
Baca Juga: Remaja Visioner Indonesia, di Usia 17 Tahun Muhammad Hakim Hadirkan Keem Skincare
"Waktu anak saya berusia tujuh bulan beratnya hanya 5,5 kilogram, tetapi setelah mendapat asupan vitamin dan makanan bergizi kini kembali normal dengan berat badan 10,5 kilogram," katanya.
Evinda Aghi Kurnia, seorang ibu lainnya, menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mengurangi angka stunting dan mengapresiasi peran media sosial dalam menyebarkan informasi tentang kesehatan anak.
Inisiatif RS Mardi Rahayu ini mendapat dukungan luas dari masyarakat, terutama dalam memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai bahaya stunting dan cara mencegahnya untuk memastikan masa depan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.**