SENANGSENANG.ID – Puluhan warga yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Selamatkan Tumpang Pitu (GRSTP) menggelar aksi demonstrasi menolak aktivitas tambang emas PT Bumi Suksesindo (BSI).
Aksi berlangsung di lapangan Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (12/11/2025).
Dalam aksi tersebut, peserta memasang spanduk besar bertuliskan “Kalian Keruk Gunung, Kami yang Tertimbun Derita! Tumpangpitu Menangis, Rakyat Bangkit” di samping sebuah truk yang dilengkapi perangkat pengeras suara.
Baca Juga: ARTJOG 2026: Seni Itu Panjang, Generasi Baru Menyapa
Spanduk dan poster lain berisi seruan penghentian eksploitasi tambang, sebagai simbol penolakan terhadap dampak ekologis yang ditimbulkan.
Warga menilai aktivitas tambang di Gunung Tumpangpitu telah merusak hutan, mengurangi sumber air, dan meningkatkan ancaman bencana longsor di kawasan selatan Banyuwangi.
Ketua Aliansi Setia Nawaksara Indonesia, Raden Teguh Firmansyah, turut hadir dan berorasi di tengah massa.
Ia menegaskan bahwa masyarakat Pesanggaran sudah cukup menderita akibat aktivitas tambang yang tidak berpihak pada kelestarian alam.
“Kami berdiri di sini bukan untuk melawan pembangunan, tetapi untuk menyelamatkan masa depan Banyuwangi. Gunung Tumpangpitu bukan hanya tanah, tapi sumber kehidupan bagi ribuan warga. Jika gunung rusak, rakyat yang tertimbun derita,” ujar Raden Teguh Firmansyah.
Ia juga mendesak pemerintah daerah maupun pusat untuk meninjau ulang izin pertambangan PT BSI di wilayah Gunung Tumpangpitu dan sekitarnya.
Baca Juga: Wayang Kulit Rasa Anak Muda: ISI Surakarta Hadirkan Kolaborasi Animasi
“Pembangunan ekonomi seharusnya tidak dilakukan dengan mengorbankan lingkungan dan hak hidup masyarakat setempat,” tambahnya.
Aksi ini menjadi penegasan sikap warga Pesanggaran yang menolak keberadaan tambang emas di Gunung Tumpangpitu, sekaligus mengingatkan pemerintah agar tidak mengabaikan suara rakyat dan kelestarian alam Banyuwangi.**