SENANGSENANG.ID - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman berhasil menciptakan antibody Spikebodies, teknologi tersebut telah dikembangkan sejak 2021 hingga 2023 dan dapat berpotensi besar untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 serta menghadapai tantangan kesehatan global.
Dikutip Infopublik dari keterangan tertulis Humas BRIN pada Sabtu 20 April 2024, Antibody Spikebodies tersebut dikembangkan oleh peneliti Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman, Yudhi Nugraha bersama timnya di Madrid, Spanyol dengan menggunakan Cryo-EM sebagai strukturnya.
“Kami telah berhasil merancang dan mengembangkan dua nanobody dan determinasi strukturnya menggunakan Cryo-EM,” ujar Yudhi saat acara webinar Cryogenic Electron Microscopy (Cryo-EM) Laboratory Series #2, yang diselengggarakan pada Kamis 18 April 2024.
Yudhi menyampaikan, spike protein berperan sentral dalam menangani pandemi karena berinteraksi dengan ACE2 manusia, yang menjadi gerbang masuk bagi virus ke sel manusia.
“Spikebodies terbukti potensial mencegah infeksi SARS-CoV-2 melalui mekanisme blocking antara ACE2 receptor dengan spike SARS-CoV-2. Hal tersebut dapat dilakukan melalui metode protein expression, protein purification, dan determinasi menggunakan Cryo-EM dan X-ray Crystallography,” ujarnya.
Ia menuturkan, melalui pemahaman struktur protein SARS-CoV-2 seperti spike protein yang memfasilitasi penyebaran virus, dapat mengembangkan sistem antibodi buatan terkini, termasuk nanobody, untuk melawan infeksi virus lebih efektif.
Baca Juga: Masuk DPO, Ahli Nuklir UGM Tersangka Kasus Penggelapan Uang Perusahaan Sebesar Rp9,2 Miliar
Menurut Yudhi, pengembangan antibodi spikebodies telah dipublikasikan dalam Jurnal Advanced Science pada Oktober 2023, dibiayai oleh BBVA Foundation melalui kerja sama dengan Maryland School of Medicine USA dan Rumah Sakit Central Madrid, menggunakan Cryo-EM dan Sinkroton Diamond di Oxford, Inggris.
“Target strategi kami selanjutnya adalah memanfaatkan teknologi nanobody ini untuk mencegah semua jenis virus melalui adaptasi perbedaan struktur pada protein kunci penularannya,” kata Yudhi.
Yudhi memandang penting terkait program biologi struktur dalam mengungkap misteri keanekaragaman hayati pada tingkat molekuler.
Baca Juga: Sambut Hari Kartini, Perupa Perempuan Jogja Gelar Kimaya Art Exhibition 2024 Bertajuk Infinity
Dalam bidang biologi struktur ini, peneliti dapat memahami keanekaragaman hayati melalui penggunaan teknologi Cryo-EM yang telah dibangun di BRIN.
Ia juga menekankan, penelitian biologi struktur tidak hanya bermanfaat untuk memahami kehidupan pada level terkecil, tetapi juga berpotensi dalam rekayasa pengembangan obat, antibodi, dan nanobody.
Artikel Terkait
Peneliti BRIN Andi Pangerang Ditangkap di Jombang, Disebut Ketakutan dan Minta Perlindungan
Begini Respon BRIN atas Penangkapan Pegawainya Andi Pangerang oleh Polisi
BRIN Kembangkan Kendaraan Otonom Ramah Lingkungan, Seperti Apa Wujudnya?
Sebaiknya Kamu Tahu: Tradisi Ruwahan Keraton Yogyakarta, Hajad Dalem Kintun Kuthomoro
Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon: Membedah Simbolik Filosofi Gerbang Danawara Pura Pakualaman
Forum Anak Kota Jogja Usulkan Sosialisasi Cegah Perundungan di Sekolah, Salah Satunya Faya Fayo Goes To School