PIR-OMK Lingkungan Santo Gregorius Agung Banteng Gelar Makrab di Kaliurang, Gen Z yang Tak Gengsi Wujudkan Apa yang Mereka Maui

photo author
- Senin, 7 Juli 2025 | 08:43 WIB
Malam keakraban PIR-OMK Lingkungan Santo Gregorius Agung Paroki Keluarga Kudus Banteng, Sleman, Yogyakarta. (Istimewa)
Malam keakraban PIR-OMK Lingkungan Santo Gregorius Agung Paroki Keluarga Kudus Banteng, Sleman, Yogyakarta. (Istimewa)

"Semua itu tak menghilangkan semangat mereka untuk mewujudkan makrab yang akhirnya bisa terealisasikan," katanya.

Baca Juga: Viral Rekaman Detik-Detik Driver Online di Sleman Dianiaya Pelanggan saat Antar Pesanan Makanan

Meski dengan dana terbatas. Segala upaya dilakukan. Ini bukan semata bicara uang.

Ini tentang menggunakan uang sebagai sarana membangun kesadaran akan kemandirian, menumbuhkan kepercayaan diri, komitmen mengusahakan, bekerja sama, dan menggembleng mental totalitas. Bahwa proses itu penting untuk mendapatkan hasil.

Darah muda mereka mendidih cepat. Mereka sanggup mencari dana dengan berbagai cara: jualan dimsum, mengumpulkan barang bekas dan menjualnya, jualan daging babi, hingga menawarkan jasa cuci motor dan mobil. Jika tak siang, mereka melakukannya sore hingga malam. Kami temani mereka.

Membuka jasa cuci motor dan mobil, salah satu cara dilakukan OMK Santo Gregorius Agung untuk mencari dana demi terselenggaranya makrab.
Membuka jasa cuci motor dan mobil, salah satu cara dilakukan OMK Santo Gregorius Agung untuk mencari dana demi terselenggaranya makrab. (Istimewa)

"Lingkungan kami beranggotakan keluarga-keluarga muda. Yang tak lagi muda pun berjiwa muda. Darah mereka ikut hangat menyambut anak-anak mereka yang bekerja penuh semangat. Dagangan anak-anak laku terjual. Biaya tercukupi," beber Yusan.

"Karya Allah? Tentu saja. Sebagai orang Katolik kami sepenuhnya percaya pada penyelenggaraan Ilahi. Lewat anak-anak remaja kami Allah bekerja. Dicurahi-Nya energi sukacita," imbuhnya.

Lebih anjut Yusan, Malam keakraban jadi malam mereka.

Baca Juga: Berduka Atas Gugurnya Direktur RS Indonesia di Gaza, Menko Budi: Pengabdian dalam Medan Sunyi

"Kami hanya beri pengantar, lalu mereka jalan sendiri. Kakak-kakak dan adik-adiknya menyatu. Mereka sendiri yang memimpin permainan. Mereka sendiri yang merefleksikan," tandasnya.

Eka, OMK yang sudah pengalaman memimpin teman-temannya di kampus, dengan gayanya, menampar adik-adiknya ketika mereka terjebak dalam permainan “kapal pecah”, yakni ketika mereka tidak kompak, dengan pertanyaan retorik, “Apa ini yang kalian mau?”

Ayu, Ketua OMK Lingkungan Santo Gregorius Agung, yang keesokan paginya menyerahkan estafet kepemimpinannya kepada Adit, melebur menyatu sebagai peserta.

Baca Juga: Kementerian ESDM Gandeng Pertamina Jalankan Program LPG Satu Harga Mulai Tahun 2026

Ia yang pemimpin mencontohkan kepada adik-adik OMK baru yang sebelumnya masih tergabung di PIR bagaimana seorang pemimpin pun mau dikerjain, eh, dipimpin.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X