Menuruti hawa nafsu akan menjatuhkan harga diri kemanusiaannya, bahkan disejajarkan dengan binatang, bahkan lebih rendah.
Baca Juga: Keppres Biaya Ibadah Haji 2023 Sudah Terbit, Segini Besarannya Setiap Embarkasi
Allah SWT berfirman:
أَرَءَيْتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ
أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَٱلْأَنْعَٰمِ ۖ
بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)," QS Al-Furqan Ayat 43-44.
Baca Juga: Mengenang Sastrawan Chairil Anwar, Terbit 27 Buku Antologi Puisi Karya Mahasiswa UMK
Maka agenda penting bagi orang beriman adalah melawan hawa nafsu semaksimal kemampuan.
Imam Ghazali menjelaskan, cara untuk melemahkan nafsu, yaitu memutuskan keterikatan dengan benda atau situasi yang memicu munculnya perilaku menuruti nafsu.
Benda atau situasi yang bisa memacu hawa nafsu tidak terkendali harus dijauhkan.
Dekatkan diri pada hal-hal yang bisa memudahkan kita berbuat kebaikan.
Baca Juga: Salatiga Peringkat 2 Kota Tertoleran se-Indonesia, Surakarta Peringkat 4, Yogyakarta Nggak Lolos
Kalau dalam bahasa Jawa ada pepatah, 'kriwikan dadi grojogan'.
Penerapan dalam hal pengendalian nafsu, saat hasrat atau dorongan masih kecil atau sederhana sekuat tenaga harus dilawan dan dijauhi.
Niscaya akan sangat mudah nafsu itu dikalahkan.
Namun jika nafsu yang besar baru dilawan niscaya akan susah mengalahkannya.
Artikel Terkait
Ibadah Puasa Adalah Bukti Keislaman dan Keimanan, Fasilitas dari Allah SWT untuk Menghapus Dosa
Hindarkan Diri dari Sifat Tamak, dan Terima Rasa Syukur atas Nikmat Allah SWT
Wujudkan Ihsan di Dalam Kehidupan, Tak Hanya dengan Allah tetapi Juga dengan Sesama Manusia
Allah akan Memberikan Banyak Kebaikan Dalam Kehidupan, jika Manusia Berprasangka Baik
Bekerja di Bulan Ramadan Harus Kita Maknai Sebagai Ibadah Kepada Allah