Lutfi, sapaan akrabnya mengatakan, jika batik memiliki jenis batik eksklusif bernama batik tulis, maka miliknya juga dibuat dengan eksklusif, handmade langsung dengan tangan.
Rayya Stories yang merupakan label miliknya ini sudah berdiri sejak 5 Juli 2014.
"Kita produksi 98 persen handmade atau menggunakan tangan. Bahan kulit dilobangi satu persatu baru dijahit dengan tangan," ujar Lutfi di rumah sekaligus studionya, Gang Rahmat No. 1681, Kelurahan Gedongkiwo, Kemantren Mantrijeron Yogyakarta.
Menurutnya, keunggulan dari menjahit tangan secara teknik akan lebih kuat sehingga tas atau dompet tidak mudah lepas jahitannya.
Jika dilihat dari estetikanya maka produk akan lebih rapi dan enak dilihat. Jenis kulit yang dipakai merupakan bahan kulit sapi pull up dimana jenis ini kulitnya lembut dan mudah perawatannya dan tidak berjamur.
Bilamana produsen mengalami kerusakan, tenang saja pihak Rayya Stories memberikan garansi kerusakan selama lima tahun.
"Untuk perbaikan kita tidak memungut biaya namun jika domisili luar kota hanya membayarkan ongkos kirim saja," katanya.
Omzet penjualannya pun tak main-main, di tahun 2022 produk yang terjual mencapai 3.000 unit dengan omset penjualan hingga Rp600 juta.
Jika kalian berminat untuk membelinya, harganya cukup terjangkau dengan kualitas yang tak diragukan lagi, dengan rentan harga Rp200 ribu hingga Rp2,5 juta.
Dalam menjaga kualitas produknya bahkan sudah terdaftar SNI dan ISO 9001:2015.
Selain itu, produknya juga sudah sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sehingga produknya sudah 95 persen terbuat dari kulit sapi.**
Artikel Terkait
Cerita Sukses Dwi Saputro, Usai Diwisuda Langsung Simpan Ijazah dan Putuskan Jadi Entrepreneur
Tak Masalah Hanya Ramai saat Imlek, Perajin Kue Keranjang Tetap Jaga Kualitas demi Tradisi Nenek Moyang
The Power of 'Kepepet'! Yunita Safitri Jajal Bisnis Bandeng Presto hingga Sukses Tembus Pasar Mancanegara