Pihaknya berharap Dieng tidak hanya menasional, tapi bisa lebih ke internasional.
Baca Juga: Bursa Bakal Calon Gubernur Jateng Mulai Ramai, LSM di Kudus Dukung Kapolda Jawa Tengah
“Kita berharap tidak hanya nasional, kita usulkan skala internasional dengan Unesco Global Geopark,” kata Boedyo.
Menurutnya, di kawasan Dieng, untuk pemanfaatan sumber daya alam panas bumi dapat berdampingan dengan pengembangan sektor lain, yaitu pengembangan seni dan budaya masyarakat, pengembangan pariwisata, pengembangan hortikultura unggulan, dan pengembangan lainnya.
“Di sini semua sektor berkembang bersama dalam satu kawasan,” tambahnya.
Baca Juga: Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri Jakarta Livin' Mandiri, Ini Nama-namanya
Tak Batasi Ekonomi Masyarakat
Kepala Bidang Geologi dan Air Tanah Dinas ESDM Jateng Heru Sugiharto menambahkan, saat ini Dieng sedang dalam tahapan permohonan untuk ditetapkan jadi Geopark Nasional. Dengan penilaian akhir pada Juni-Juli mendatang.
“Nanti akan ada tim penilai dari KNGI (Komite Nasional Geopark Indonesia). Insyaallah karena Dieng sudah siap, insyaallah akan lolos dari Kementerian. Dieng itu sudah siap baik masyarakatnya atau lainnya,” ujar Heru.
Baca Juga: Jadwal Bioskop Platinum Cineplex Solo Senin 22 April 2024, Nonton yang Syahdu, Dua Hati Biru
Dia menuturkan, dengan Dieng menjadi Geopark Nasional, nantinya bukan membatasi ekonomi masyarakat, tapi justru untuk pengembangan masyarakat, baik pendidikan, pariwisata, hingga pengembangan masyarakat, termasuk UMKM agar tidak mengesampingkan konservasinya.
“Ini tidak membatasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi, tapi akan meningkatkan ekonomi masyarakat biar lebih sejahtera. Juga konservasi tetap terjaga."
"Jadi menuju Geopark yang hijau, bagaimana meningkatkan ekonomi masyarakat di Dieng tanpa harus merusak taman buminya,” beber Heru.
Baca Juga: Cabut Rekomendasi Tsunami, PVMBG Imbau Warga Waspadai Awan Panas Gunung Ruang
Dia menerangkan, di Dieng ada 23 geosite yang tersebar di 13 geosite geologi di Banjarnegara dan 10 geosite di Wonosobo. Hal itu yang menurutnya perlu dilestarikan.**
Artikel Terkait
Wisata Lava Tour Merapi Kaliurang 'Panen Raya' saat Liburan, dalam Sehari Driver Raup Untung Segini
Jadi Pengunjung Pertama Candi Borobudur di Tahun 2024, Warga Tangerang dan Taiwan Dapat Apresiasi dari TWC
Kedepankan Quality Tourism, Angka Belanja Wisatawan di Kota Jogja Meningkat Drastis
Kolaborasi Agribisnis dan Pariwisata, Ridwan Kamil Mendukung Kertajati Family Farm Education Park
Sebaiknya Kamu Tahu: Warungboto, Kampung Tua di Yogyakarta yang Kuat Menjaga Keberlanjutan Batik Tradisi
Sebaiknya Kamu Tahu: Ketandan, Kampung Tua di Yogyakarta yang Lahir dari Pohon Kembang Ketan