Wamenpar Ni Luh Puspa: Quality Tourism Tak Hanya soal Jumlah Kunjungan, tapi Juga Pengalaman Unik untuk Wisatawan

photo author
- Minggu, 22 Juni 2025 | 09:11 WIB
Wamenpar Ni Luh Puspa saat memberikan kuliah umum di Universitas Mahendradatta, Denpasar, Bali pada Sabtu, 21 Juni 2025. (Kementerian Pariwisata)
Wamenpar Ni Luh Puspa saat memberikan kuliah umum di Universitas Mahendradatta, Denpasar, Bali pada Sabtu, 21 Juni 2025. (Kementerian Pariwisata)

SENANGSENANG.ID - Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa menegaskan bahwa konsep quality tourism atau pariwisata berkualitas menjadi pendekatan efektif untuk membenahi sektor pariwisata agar semakin berdampak positif bagi masyarakat.

“Kita jangan terjebak, karena (pariwisata) berkualitas, bukan berarti kita hanya menyasar segmen tertentu saja,” ujar Ni Luh Puspa dalam kuliah umum di Universitas Mahendradatta, Denpasar, Bali pada Sabtu, 21 Juni 2025.

“Tetapi bagaimana kita berbenah lebih dalam sehingga wisatawan yang datang bisa mendapatkan pengalaman berwisata yang berkualitas melalui lingkungan yang sehat, tempat yang aman dan nyaman, berhubungan dengan masyarakat lokal dengan baik, serta kemampuan untuk menghormati masyarakat lokal,” imbuhnya.

Baca Juga: Seskab Teddy Bagikan Rangkuman Kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia: Dua Hari di Saint Petersburg

Ni Luh Puspa mengungkapkan bahwa quality tourism mencakup makna yang luas karena bukan hanya tentang jumlah kunjungan, tetapi bagaimana daya saing destinasi dapat memberikan pengalaman yang unik, bernilai tinggi, dan berkelanjutan bagi wisatawan.

Ia juga menyoroti masih adanya pemahaman keliru terkait pariwisata berkualitas yang sering dikaitkan hanya dengan wisatawan berpengeluaran tinggi atau high-spending tourist.

Padahal, tren global pasca-pandemi Covid-19 telah mengubah preferensi wisatawan, yang kini lebih mengutamakan pengalaman yang personal, bertanggung jawab, dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Empat Belas Pemuda Berserah Setia Bersama Kongregasi Bruder-Bruder Santo Aloysius Gonzaga Semarang

Wisatawan kini memilih transportasi rendah emisi, destinasi yang tidak padat, serta akomodasi berkelanjutan.

Saat ini, mereka cenderung mencari ketenangan, menjauhi keramaian, dan tertarik dengan destinasi tersembunyi atau hidden gem.

Konsep ini kemudian sejalan dengan prinsip ekonomi pariwisata baru, yakni low touch, hygiene, less crowd, dan low mobility.

Baca Juga: Persiapan Retret Gelombang II di IPDN Jatinangor, 49 Kepala Daerah Jalani Pemeriksaan Kesehatan

“Keempat prinsip ini yang kemudian memperkuat bahwa quality tourism adalah suatu keniscayaan, ini bukan lagi opsi bagi pemerintah, bagi pelaku industri pariwisata, tapi ini adalah sesuatu yang sudah harus kita lakukan bersama-sama,” kata Ni Luh Puspa.

Pemerintah melalui Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, Program Pembangunan (PP) yang perlu dicapai oleh sektor pariwisata dalam lima tahun mendatang adalah pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X