wisata

Grebeg Sudiro, Tradisi Akulturasi Budaya Tionghoa dan Jawa di Surakarta, Sandiaga Uno: Bisa Jadi Event Internasional

Sabtu, 10 Februari 2024 | 19:54 WIB
Event Grebeg Sudiro 2024 digelar di Pasar Gede dan Kampung Pecinan Solo, Jawa Tengah. (Foto: Dok Biro Komunikasi Kemenparekraf)

“Jadi pergerakan itu menghasilkan peningkatan kunjungan bagi wisatawan salah satunya melalui Grebeg Sudiro," sambungnya.

Baca Juga: Jadwal Bioskop NSC Salatiga Sabtu 10 Februari 2024, HTM Hari Ini Rp42 Ribu Gass, Masih Ada Argylle

"Dampaknya luar biasa, ini event yang dikemas dengan baik secara waktu juga tepat berbarengan dengan Imlek dan kita saksikan penutupannya pada 22 Februari 2024. Kami akan menghitung dampaknya secara menyeluruh,” ujarnya.

'Grebeg' dalam tradisi Jawa, merujuk pada perayaan rutin dan ucapan syukur untuk memperingati peristiwa penting.

Sementara 'Sudiro' diambil dari Kampung Sudiroprajan di sekitar Pasar Gede.

Baca Juga: Fakta Terbaru Kematian Anak Artis Tamara Tyasmara, YA Benamkan Kepala Korban ke Kolam 12 Kali

Tradisi ini awalnya untuk memperingati ulang tahun Pasar Gede Hardjonagoro yang digagas oleh warga etnis Tionghoa dan Jawa di Kampung Sudiroprajan.

Dengan semangat kebhinekaan, Pemerintah Kota Solo mendukung Grebeg Sudiro sebagai perayaan tahunan.

Grebeg Sudiro melibatkan dua kegiatan utama, yakni sedekah bumi dan kirab budaya.

Baca Juga: Waduhhh! Menurut Primbon Jawa 5 Tanggal Lahir Ini Terkenal Suka Selingkuh lho

Sedekah bumi mengekspresikan rasa syukur pedagang Pasar Gede dan masyarakat sekitar.

Sementara kirab budaya melibatkan kebersamaan dua etnis, Tionghoa dan Jawa, dengan menampilkan tarian khas Jawa, serta pertunjukan Liong dan Barongsai.

Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, dikenal sebagai Kampung Pecinan karena dihuni banyak etnis Tionghoa. Wilayah ini mencakup Kampung Kepanjen, Balong, Mijen, Ngampil, Samaan, Ketandan, Limolasan, dan Balong Lengkong.**

Halaman:

Tags

Terkini