Yuk Nonton ARTJOG 2024 Motif: Ramalan, Digelar di JNM hingga 1 September 2024 Segini Harga Tiketnya

photo author
- Sabtu, 29 Juni 2024 | 11:50 WIB
Karya seniman komisi ARTJOG 2024 Agus Suwage dan Titarubi berjudul Suara Keheningan.  (Agoes Jumianto)
Karya seniman komisi ARTJOG 2024 Agus Suwage dan Titarubi berjudul Suara Keheningan. (Agoes Jumianto)

Karya ini ditampilkan di depan gedung pamer, di dalam bangunan khusus yang di dalamnya terdapat area lobi dan lorong dengan beberapa bilik ruangan.

Baca Juga: 81 Lurah di Sleman Terima SK Perpanjangan Masa Jabatan Dua Tahun, Ini Pesan Bupati Kustini Sri Purnomo

Agus Suwage menampilkan objek-objek telinga manusia sebagai simbol Indera pendengaran yang sangat “toleran” di ruang sosial kita yang penuh kebisingan.

Di sisi lain, hanya melalui indera pendengaran kita dapat menguji pengalaman ketubuhan dan mengalami keheningan.

Di ruang yang sama, Titarubi menumbuhkan berbagai jenis padi yang diiringi rekaman doa, pepatah, dan pujian dari kelompok masyarakat adat yang dapat didengarkan di beberapa ruangan, termasuk yang ada di dalam karya Agus Suwage.

ARTIOG 2024 Motif: Ramalan digelar hingga 1 September 2024 di JNM Yogyakarta.
ARTIOG 2024 Motif: Ramalan digelar hingga 1 September 2024 di JNM Yogyakarta. (Agoes Jumianto)

"Karya ini setidaknya mewakili cara manusia memahami sebuah ramalan, sebagaimana doa merupakan harapan terhadap situasi yang diinginkan di masa mendatang," ungkap Hendro Wiyanto kurator ARTJOG 2024.

ARTJOG 2024 juga menghadirkan karya Jun Kitazawa (Jepang), Kolektif Menyusur Eko Prawoto, kolaborasi antara Nicholas Saputra, Happy Salma, & (alm) Gunawan Maryanto, serta On Kawara (Jepang, 1932-2014).

Secara singkat, Jun Kitazawa menghadirkan kembali gumpalan besi pesawat tempur Hayabusa (yang artinya falcon atau elang) menjadi sebuah layang-layang berekor panjang yang dapat diterbangkan.

Baca Juga: Sukun U17 League 2024: Empat Tim Tuan Rumah Kalah, Keperkasaan PS Porma Digoyang Gribig United

Melalui layang layang ini, Kitazawa menghadirkan kembali fragmen sejarah pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942 1945.

Pada ekor layang layang menampilkan kumpulan ingatan orang-orang tua yang mengalami masa penjajahan tersebut.

Secara mendalam, ia ingin membaca peristiwa masa lampau untuk memberi kemungkinan pilihan bagi masa depan yang lebih baik.

Baca Juga: Baru Sebulan Promosi Judol, Selebgram Cantik di Bogor Diciduk Polisi

Selain di dalam gedung pameran, program performa ARTJOG yang didukung sepenuhnya oleh Bakti Budaya Djarum Foundation akan hadir di panggung ARTJOG untuk memeriahkan penyelenggaraan festival sebagai sebuah platform bagi seni pertunjukan, seni performans, maupun seni peristiwa langsung lainnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X