Sementara itu Ny MT Sestrorukmi mengungkapakan ada tersimpan 251 naskah kuno yang sebagian besar beraksara dan berbahasa Jawa.
Pada era Adipati Paku Alam II (1830-1858) banyak ditemukan tampilan naskah disertai renggan hiasan yang sengaja ditorehkan dalam rangka tujuan tertentu.
Baca Juga: Ramalan Bintang Scorpio Sabtu 6 Juli 2024, Berhati-hatilah dengan Apa yang Anda Katakan
"Ini merupakan upaya Gusti Putri melakukan penciptaan motif batik yang bersumber dari iluminasi naskah kuno sebagai pelestarian dan pengembangan seni dan budaya dengan mengangkat piwulang para leluhur yang disampaikan di dalam manuskrip ditransformasikan ke motif batik," tuturnya.
Menurut Saktimulya, penamaan motif batik kaitan renggan pada naskah sangat erat dengan teksnya.
Nama nama batik naskah tidak meninggalkan nama renggan yang ada, agar makna simbolis yang lekat pada motif tetap terjaga sesuai dengan teks naskah.
Di dalam Adiwastra atau kain tradisional nan indah terkandung makna dan simbol tersendiri yang tersirat di dalam wujud dan nama motifnya dapat dikelompokkan dalam empat seri yaitu seri Asthabrata, seri Nges Ruming Puri, seri Pepudan dan seri Piwulang Estri.**
Liputan: Teguh Priyono
Artikel Terkait
Gayeng, Pagelaran Sastra 10 Tahun Selasasastra dan Temu Sastra #1 Berlangsung 10 Jam
Dunia Sastra Berduka, Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia Pagi Tadi
Mau Gabung di Acara Temu Karya Sastra IV di Jogja? Digelar Juli 2024 di Westlake Resort, Ini Syaratnya
Film Gladiator 2 Kapan Tayang? Fakta Menarik dan Sinopsis Kisah Berlatar Romawi Kuno yang Dibintangi Russel Crowe
Tembus 4 Juta Penonton, Film Ipar Adalah Maut Tumbangkan Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur
Sinopsis Sekawan Limo, Film Horor Komedi Berbahasa Jawa Bayu Skak Soal Gagal Mitos Saat Mendaki Gunung Madyopuro