SENANGSENANG.ID - Kolaborasi apik antara Sanggar Teater Joglo Bintang, para guru PAUD Bintang Bintang, Teater Lintang Nuswantoro dan komunitas orang tua PAUD se Argomulyo pentaskan teater bertajuk "Tuyul" di Gedung Serbaguna Kompleks Kalurahan Argomulyo, Sedayu, Bantul, Sabtu 12 Oktober 2024 malam.
Pementasan teater yang naskahnya ditulis oleh Sri Suratiyah sekaligus menjadi sutradara lakon itu, berhasil membuat heboh penonton yang sebagian besar adalah warga Kalurahan Argomulyo Sedayu.
"Pementasan ini merupakan salah satu cara untuk edukasi literasi digital yang dirangkai menjadi sebuah pertunjukan teater yang menghibur," tutur Sri Suratiyah yang juga Ketua Sanggar Teater Joglo Bintang Sedayu.
Baca Juga: Aplikasi TEMU Diblokir Kominfo, Ini Alasannya Selain Dianggap Mengancam UMKM
Lebih lanjut menurut dia, fenomena judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) saat ini menjadi permasalahan yang meresahkan di masyarakat, dan sudah menimbulkan banyak korban.
"Dari pementasan teater berjudul Tuyul ini, kita memotret berbagai akibat buruk yang kemudian ditimbulan dari judol dan pinjol mulai dari lingkungan internal keluarga hingga akhirnya meluas sampai ke masyarakat dan lingkungan sosial, akibat seringnya terjadi pencurian uang dalam keluarga lantas memunculkan isu Tuyul," urainya.
Lakon Tuyul berkisah dari sering hilangnya uang dari dompet seorang ibu (istri pak RT), hal itu pun dirasakan oleh banyak ibu lainnya.
Sehingga mereka sering saling tukar cerita ketika berbelanja di warung sayuran.
Sementara pak RT memiliki kesibukan yang tidak pernah lepas dari piranti smartphonenya, hal itu sering bikin kesal istrinya.
Alasan utama pak RT dirinya sedang bekerja di zaman ini bekerja cukup dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Baca Juga: Majelis Syuro PKS Yakin Prabowo Mampu Jadikan Indonesia Pemimpin di ASEAN
"Konflik internal dan meluas ke persoalan sosial karena munculnya isu tuyullah yang suka mencuri uang. Hal ini kemudian mendorong anak anak untuk membuat alat pendeteksi adanya kebaradaan tuyul di lingkungannya," tutur Sri Suratiyah yang menulis naskah ini diarahkan untuk memberi hiburan bergenre setengah komedi.
Naskah yang dipentaskan secara realis ini membutuhkan kecekatan krew panggung untuk merubah setting pada setiap adegannya.
Artikel Terkait
Menghidupkan Kembali Suara Perjuangan, Raditya Adi Rilis Ulang Lagu Ikonik 'Nasib Orang Susah'
Cen Asu - Aku Asu, Kamu Asu... Dia Lebih Asu. Cen Asu! Dolan yuk Su..., Cerita Karya Instalasi di KUSTOMFEST 2024
Film Kemah Terlarang Kesurupan Massal Tayang 10 Oktober 2024, Kisah Nyata Kesurupan Massal SMA 1 Seyegan Sleman
Komika Nopek Novian Sukses Kocok Perut Penonton 'Wes Kadung All In untuk Semesta'
Pameran Memetri Jaga Iklim Jaga Masa Depan, Digelar di UGM 13 Komunitas Ikut Ambil Bagian
Kuasa Gelap Film Horor Pertama Ritual Gereja Katolik Tentang Eksorsisme, Tiga Hari Tayang Ditonton 325.000 Orang