SENANGSENANG.ID - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sarat akan kekayaan budaya adiluhung yang terus lestari. Salah satunya seni tari.
Dari banyaknya karya tari yang lahir dan lestari di Keraton Jogja, salah satunya adalah tari Srimpi Lobong yang merupakan Yasan (karya) Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921 – 1939).
Srimpi Lobong menukil kisah dari Serat Kandha Ringgit Purwo yang menceritakan peperangan antara Sang Dyah Dewi Srikandhi melawan patih Simbarmanyura Sang Dyah Dewi Suradewati.
Baca Juga: Jawaban Jujur Siswa SMPN 6 Amarisi Saat Ditanya Menkomdigi YouTuber dan Influencer Favorit
Tari ini memiliki kesamaan dengan Bedhaya Lobong yang juga merupakan Yasan Sri Sultan Hamengku Buwono VII (1877 – 1921), terkait cerita dan komposisi iringan.
Sang Dyah Cempalaarja atau Dewi Srikandhi digambarkan kuat perangainya dan lantang perkataannya. Sementara Dewi Suradewati berparas cantik serta sakti.
Kedua prajurit unggulan itu berhadapan di medan laga untuk beradu ketangkasan.
Dewi Srikandhi dan Dewi Suradewati sama-sama bersenjatakan jemparing (panah) dan duwung (keris). Tanpa keraguan keduanya mengumbar kekuatan masing-masing.
Diceritakan dalam sindhenan, Arjuna takjub dengan kesaktian keduanya. Lantas Arjuna memberi senjata pamungkas kepada sang istri, Srikandhi, untuk segera menuntaskan peperangan.
Dewi Srikandhi menang, sedangkan Dewi Suradewati kalah dalam pertempuran oleh senjata pamungkas, Ardadhedali dan Kiai Ardapusara. Kemudian Dewi Suradewati diperistri oleh Arjuna dan diboyong ke Madukara.
Dikutip dari kratonjogja.id, sejarah penciptaan Srimpi Lobong diceritakan dalam syair sindhenan mulai dari Bawa Swara Sekar Citramengeng hingga Ladrang Sri Kondur, yang menjadi salah satu ciri Srimpi Lobong.
Dalam naskah sindhenan B/S 16 (halaman 133-142) menyatakan srimpi ini dibuat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII setelah mendapatkan anugerah kehormatan dari Gubernur Belanda yang membawahi wilayah Yogyakarta.
Artikel Terkait
Mengenal Bedhaya Gandrung Manis, Tari Klasik Karya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII
Lestarikan Caping Kalo Kudus, Nojorono Gandeng Maestro Tari Didik Nini Thowok dan Pianis Ary Sutedja
Tari Klana Alus Dasalengkara Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Kota Jogja
Sultan Hamengku Buwono I Berniat Menyerang Kota Ngastina dan Taklukkan Wilayah Pesisir, Kisah Tersirat Tari Srimpi Pramugari
Disutradarai Whani Darmawan, Teater Tari 'The Wouded Cuts' akan Dipentaskan di Rumah Banjarsari Solo
ARTJOG 2024 Hadirkan Maestro Tari Didik Nini Thowok dan Rianto, Tonton Penampilannya di Tanggal Ini