Mengenal Tari Srimpi Lobong, Yasan Sri Sultan HB VIII yang Menceritakan Kisah Peperangan Dewi Srikandhi dan Suradewati

photo author
- Kamis, 31 Oktober 2024 | 09:21 WIB
Tari Srimpi Lobong karya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921 – 1939). (kratonjogja.id)
Tari Srimpi Lobong karya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921 – 1939). (kratonjogja.id)

Pada tahun 1920, saat Gusti Pangeran Harya Puruboyo (nama kecil Sri Sultan HB VIII), sedang menempuh studi di Belanda, ayahnya, Sri Sultan Hamengku Buwono VII, menyampaikan niat untuk lengser keprabon (turun takhta).

Baca Juga: Tom Lembong Dibela Anies Baswedan Usai Jadi Tersangka Kasus Impor Gula Kemendag, Begini Reaksi Warganet

Mendengar hal ini, Residen Jonquire yang menjadi wakil pemerintah Belanda di Yogyakarta, mengusulkan kepada Gubernur Jendral van Limburg Stirum agar upaya pergantian takhta dipercepat.

Akhirnya, GPH Puruboyo pulang ke Yogyakarta dan dinobatkan sebagai sultan baru.

Sedangkan, Sri Sultan Hamengku Buwono VII lereh keprabon dan beristirahat di Pesanggrahan Ambarrukmo.

Ciri khas Srimpi Lobong adalah pola lantai yang didominasi erek serta tiadanya pola lantai diagonal seperti srimpi-srimpi lainnya.
Ciri khas Srimpi Lobong adalah pola lantai yang didominasi erek serta tiadanya pola lantai diagonal seperti srimpi-srimpi lainnya. (kratonjogja.id)

Acara penganugerahan gelar kehormatan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berlangsung pada Februari 1921 di Loji Karesidenan yang saat ini menjadi Gedung Agung.

Pada lain hari, semua Abdi Dalem sibuk mempersiapkan berbagai macam acara penghormatan. Dijelaskan terdapat dua belas rombongan berarak-arakan di Alun-Alun Utara.

Malamnya, warga dari berbagai kalangan berkumpul untuk merayakan pengangkatan sultan baru.

Baca Juga: Supplier Gathering RS Panti Rapih 2024: Optimalisasi Supply Chain Management untuk Pelayanan Terbaik bagi Tamu Ilahi

Dari situlah Sri Sultan Hamengku Buwono VIII terinspirasi untuk menciptakan syair pasindhen Srimpi Lobong.

Komposisi Tari

Komposisi gerak Srimpi Lobong sama dengan Srimpi Kagungan Dalem lainnya yang memiliki tiga bagian, yakni kapang-kapang majeng (maju), inti cerita, dan kapang-kapang mundur.

Ciri khas Srimpi Lobong adalah pola lantai yang didominasi erek serta tiadanya pola lantai diagonal seperti srimpi-srimpi lainnya.

Baca Juga: Buka OKK Angkatan 18, Ketum Hendry Ch Bangun Ingatkan PWI Itu Merah Putih Berjuang untuk Kepentingan Bangsa dan Negara

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Sumber: kratonjogja.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X