Dalam adegan peperangan, penari tidak langsung bertanding, melainkan saling memamerkan kekuatan terlebih dahulu.
Pada awal pertandingan, properti yang dikenakan adalah jemparing dan kekuatan keduanya berimbang.
Selanjutnya mereka menggunakan duwung. Di sinilah Dewi Suradewati kalah dan takluk pada Dewi Srikandhi. Adegan perang tersebut diiringi oleh gendhing utama, yakni Gendhing Lobong.
Busana
Secara umum, kostum Srimpi Lobong memiliki kesamaan dengan srimpi-srimpi lain, yaitu baju rompi dan kain berpola seredan, dilengkapi hiasan jamang dan bulu-bulu di kepala.
Pada pementasan Uyon-Uyon Hadiluhung 28 Oktober 2024, keempat penari putri mengenakan busana gladhen (busana latihan) yakni semekan ubed-ubed motif kusuma berlatar putih yang dipadukan dengan embong berwarna kuning.
Untuk bawahan, para penari mengenakan nyamping dengan pola seredan dan motif Prabuanom.
Keempat penari juga memakai sondher gendala giri berwarna biru tua, ditambah aksesori subang, cincin, serta teleseban praja cihna pada sanggul ukel tekuk.
Sedangkan paraga dhudhuk (pembawa senjata jemparing) mengenakan busana sabuk wala dengan nyamping motif Larasati berlatar hitam, dipadukan dengan lontong kuning dan sondher gendala giri biru tua yang senada dengan sondher para penari.
Para penari menggunakan dua properti sekaligus, yakni jemparing dan duwung yang dimainkan dalam adegan peperangan.**
Artikel Terkait
Mengenal Bedhaya Gandrung Manis, Tari Klasik Karya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII
Lestarikan Caping Kalo Kudus, Nojorono Gandeng Maestro Tari Didik Nini Thowok dan Pianis Ary Sutedja
Tari Klana Alus Dasalengkara Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Kota Jogja
Sultan Hamengku Buwono I Berniat Menyerang Kota Ngastina dan Taklukkan Wilayah Pesisir, Kisah Tersirat Tari Srimpi Pramugari
Disutradarai Whani Darmawan, Teater Tari 'The Wouded Cuts' akan Dipentaskan di Rumah Banjarsari Solo
ARTJOG 2024 Hadirkan Maestro Tari Didik Nini Thowok dan Rianto, Tonton Penampilannya di Tanggal Ini