SENANGSENANG.ID - ARTJOG 2025 - Motif: Amalan mulai mensosialisasikan agendanya untuk gelaran tahun depan.
Sosialisasi ARTJOG 2025 - Motif: Amalan dilaksanakan di Pendapa Ajiyasa, Jogja National Museum (JNM) dengan menghadirkan empat narasumber: Hendro Wiyanto (Kurator Tamu ARTJOG 2025), Ade Darmawan (Seniman, Kurator, dan Anggota ruangrupa), Singgih S. Kartono dan Santi Ariestyowanti (Penggagas Murakabi Movement) dan dimoderatori oleh Bambang ‘Toko’ Witjaksono (Kurator ARTJOG).
Sosialisasi ARTJOG 2025 yang dihadiri oleh seniman muda dan senior, rekan media, dan khalayak umum menjadi kesempatan untuk memaparkan tentang tema ARTJOG di tahun depan.
Tema Motif: Amalan didasari pada dua pertanyaan: Bisakah praktik seniman dan karya seninya dilihat sebagai suatu amalan? Apakah amalan seni terbatas hanya pada dunia seni atau mampu menyentuh kehidupan bersama kita yang lebih luas?
Heri Pemad (CEO ARTJOG) dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan acara sosialisasi yang diselenggarakan pada hari ini dirasa terlalu dekat dengan penutupan ARTJOG 2024 oleh beberapa pihak, namun hal ini bertujuan untuk memberikan waktu yang lebih panjang.
Heri Pemad menjelaskan, “Mudah-mudahan ini menjadi semacam sesuatu pengingat bagi teman-teman semuanya yang ingin berpartisipasi, terlibat, tidak harus jadi peserta tetapi juga menjadi pendukung yang merespon suasana lebaran seni pada saat ARTJOG pada bulan Juni, Juli, Agustus. Sehingga tidak harus berpartisipasi melalui menjadi peserta, langsung jadi seniman, semuanya ikut merayakan peristiwa ini dengan membuat peristiwa di Jogja atau sekitarnya.”
Hendro Wiyanto, Kurator Tamu ARTJOG 2025 dalam menanggapi dan merespon tema ARTJOG 2025 - Motif: Amalan, menggambarkan bahwa pegiat seni berada di dunia luar yang harus membuktikan bahwa seni itu nyata di masyarakat, sehingga ada yang harus diamalkan melalui keindahan, keserasian, dan harmoni.
Namun, ternyata seni dan pegiatnya memiliki keunikan sendiri dalam menafsirkan dunia mereka, serta cara menyikapi kenyataan “Amalan”.
Sehingga Motif: Amalan merujuk pada seni bisa saja diamalkan atau malah diketahui.
Melalui hal tersebut Hendro Wiyanto menuturkan, “Jika kita kaitkan dengan tema, harus mengamalkan sesuatu ‘Amalan’ itu saja tidak bisa dinilai oleh senimannya sendiri. Seperti yang saya katakan tadi ekosistem seni bekerja lebih berat dibandingkan seniman."
"Hubungan individu dan kolektivitas, antara individu dan masyarakat, antara personal dan societal atau yang sosial itu bukan hubungan yang sederhana."
"Sekali lagi, kalau kita kembali ke tema Amalan, tema ini sama sekali bukanlah sesuatu yang visibly atau yang kita lihat begitu saja, dia hanya bisa dinilai dan penilaian bisa berubah-ubah, dia tidak ditentukan oleh pribadi, tetapi dia diuji oleh masanya, diuji oleh waktu, diuji oleh ekosistem yang bekerja,” bebernya.
Artikel Terkait
Berinteraksi di ARTJOG 2024, Sudah Ribuan Pengunjung Menikmati Ragam Karya Bertema Motif: Ramalan, Sekarang Giliranmu Dab
Made in Wonosari! Malam Ini di Panggung ARTJOG The Melting Minds dan Berkah Liar Janjikan Pertunjukan Megah nan Menggugah
ARTJOG 2024 Hadirkan Maestro Tari Didik Nini Thowok dan Rianto, Tonton Penampilannya di Tanggal Ini
Meet The Artist Nicholas Saputra dan Happy Salma hingga Pertunjukan Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan, Warnai ARTJOG 2024
Malam Ini Closing ARTJOG 2024 Motif: Ramalan, Hadirkan Fanny Soegi hingga Egha Delatoya
Seniman Tisna Sanjaya Tutup Helatan ARTJOG 2024, Sampai Jumpa 20 Juni 2025 dengan Tema Motif: Amalan