Sementara itu, Ade Darmawan membicarakan dan mengulas tentang citra visual seorang seniman yang seolah sedang menghadapi tantangan di tengah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan membuat peran seniman tidak terlihat karena tidak memiliki ciri khas atau perbedaan.
Sehingga seniman memerlukan daya ubah agar memiliki bagian dan posisi yang berbeda. Hal tersebut mendorong seniman untuk membuat dimensi-dimensi atau peran tertentu dan berdampak pada interpretasi seni yang terlihat hampir sama dengan dunia nyata. Salah satu peran yang tercipta adalah sebuah praktik kolektif seni.
Selanjutnya, Murakabi Movement yang digagas oleh Singgih S. Kartono dan Santi Ariestyowanti hadir sebagai kolektif yang terbentuk pada 2019 dari kolaborasi mereka bernama Piramida Gerilya.
Selain itu, adanya kolektif ini untuk menegaskan bahwa kesenian tidak hanya menciptakan hal-hal yang indah.
Munculnya keinginan untuk keluar dari zona nyaman dan yakin dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada, Murakabi Movement menciptakan instalasi yang memiliki unsur kompleks dan menciptakan daya tarik baru dengan medium yang mereka gunakan.
“Mungkin dari Gerakan Murakabi ini yang menarik bagi saya adalah saya punya kesempatan untuk bergaul dengan teman-teman seniman, meskipun dunia saya tidak terlalu jauh tetapi berkarya bersama menjadi pengalaman yang baru dalam membuat sesuatu,” ujar Singgih.
Acara diakhiri dengan penjelasan singkat mengenai program-program dan pengumuman commission artist ARTJOG 2025 oleh Gading Paksi (Direktur Program ARTJOG).
Selain pameran seni rupa, penyelenggaraan ARTJOG 2025 - Motif: Amalan akan dilengkapi dengan hadirnya program ARTJOG Kids, performa ARTJOG, Exhibition Tour, Meet the Artist, Curatorial Tour, Artcare Indonesia, Jogja Art Weeks, dan Love ARTJOG.
Adapun commission artist untuk ARTJOG Kids adalah RE-EXP (REcycle EXPerience), sebuah proyek kesenian yang diinisiasi oleh Evan Driyananda dan Attina Nuraini sejak akhir tahun 2006.
Sedangkan commission artist ARTJOG 2025 - Motif: Amalan adalah Anusapati, seorang pematung kelahiran Surakarta yang menemukan ungkapan dan material untuk karya-karyanya dari lingkungan terdekatnya, seperti kayu.
ARTJOG 2025 membuka kesempatan bagi para perupa muda di bawah usia 35 tahun untuk mendaftarkan proposal karya mereka melalui skema panggilan terbuka yang nantinya akan diseleksi oleh tim kurator ARTJOG.
Artikel Terkait
Berinteraksi di ARTJOG 2024, Sudah Ribuan Pengunjung Menikmati Ragam Karya Bertema Motif: Ramalan, Sekarang Giliranmu Dab
Made in Wonosari! Malam Ini di Panggung ARTJOG The Melting Minds dan Berkah Liar Janjikan Pertunjukan Megah nan Menggugah
ARTJOG 2024 Hadirkan Maestro Tari Didik Nini Thowok dan Rianto, Tonton Penampilannya di Tanggal Ini
Meet The Artist Nicholas Saputra dan Happy Salma hingga Pertunjukan Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan, Warnai ARTJOG 2024
Malam Ini Closing ARTJOG 2024 Motif: Ramalan, Hadirkan Fanny Soegi hingga Egha Delatoya
Seniman Tisna Sanjaya Tutup Helatan ARTJOG 2024, Sampai Jumpa 20 Juni 2025 dengan Tema Motif: Amalan