"Selain menarikan 'Manusia Pohon' saya juga membawa topeng dari Bali, Jogja, Magelang dan Solo," terang Dedok kepada Senangsenang.id, melalui pesan WA jelang perform, Jumat 8 Agustus 2025.
Baca Juga: Kongres PWI 2025 Tetapkan Daftar Pemilih Tetap dan Jumlah Peninjau, Berikut Data Lengkapnya
Dijabarkan Dedok, Manusia Pohon penuh Cinta adalah sebuah tarian persembahan untuk ibu pertiwi (Bumi), agar alam semesta semakin subur sebagai ucapan terima kasih akan kelimpahan karunia agar semua mahluk berbahagia.
Taian persembahan Dedok merupakan gerak kombinasi tari Kecak, Baris dan Bebarongan sebagai simbol kebersamaan perjuangan dan perlindungan dan selalu menyebarkan cinta kasih damai.
"Dan Pohon adalah symbol dari kehidupan yang selalu tumbuh dan berkembang," tandas Dedok.
Mengutip narasi curator tentang pameran ini disebut topeng di Asia Tenggara adalah hasil dari kepercayaan, imajinasi, dan semangat komunitas.
Topeng berfungsi sebagai media dalam berbagai ritual, seperti penyembahan atau meminta berkah dari alam, dengan keyakinan bahwa kekuatan-kekuatan ini akan melindungi orang-orang dan membawa kemakmuran.
Ritual ini Sering melibatkan tarian, musik, dan kinerja teater, dipenuhi dengan vitalitas dan iman.
Dengan demikian, topeng tidak berkomunikasi melalui penampilan saja, tetapi juga melalui suasana, warna, suara, dan emosi.
Hal ini pula yang dilakukan I Made Arya Dwita dalam ritualnya di Thailand kali ini.**
Artikel Terkait
Pameran Seni Rupa Harmoni Patung dan Aktivisme Dolorosa Sinaga dan Budi Santoso, Digelar Sebulan di JNM
Merayakan Keindahan Nyawijining Rasa di Pameran Seni Rupa dan Bonsai 'Unconditional Loman' di Loman Park Hotel Yogyakarta
Pameran Seni Rupa Axis Bangkok-Jogja: Diplomasi Lewat Seni Kuatkan Poros Budaya Yogyakarta dan Thailand
Menikmati Pameran 'Bentala Bumantara' Karya Tiga Mahasiswa UNM di Hamur Art Space Malang
Perupa Agus Wicak dan Zakimuh Pameran di PAS, Angkat Burung dan Parodi Kritik Sosial
17 Kartunis Indonesia Pameran Kartun 'Merdeka atau Mati Kutu' di Tan Artspace Semarang