"Semoga pameran ini ruang baik bagi masyakarat untuk semakin dekan dengan seni rupa," ungkap I Made Arya Dwita Dedok.
Baca Juga: PAUD Cerdas Bergerak 2025: Latih Fisik Motorik dan Dorong Anak Kudus Gemar Berolahraga
Dedok memajang karya berjudul Love Island yang dilukacrylic on canvas 50x50cm 2025
Seni Rupa dan Pertunjukan Berpadu
Selain lukisan, pembukaan pameran juga dimeriahkan pertunjukan seni Betawi, seperti Ondel-ondel oleh Suprayogi dan tari Topeng Geprak oleh Indi Moza Purnomo.
Kehadiran seni pertunjukan ini memperkaya nuansa, menegaskan keberagaman budaya Nusantara yang bersatu dalam satu panggung.
Prosesi simbolis menorehkan cat di atas kanvas oleh pejabat dan tokoh budaya menjadi tanda dimulainya pameran, dengan makna “membangkitkan cahaya” dalam ruang seni.
Antusiasme Pengunjung
Baca Juga: 200 SPK Ludes! BAIC BJ30 Hybrid Akhirnya Mulai Dikirim ke Konsumen Indonesia
Pameran ini ramai dikunjungi pecinta seni, komunitas, hingga wisatawan. Banyak pengunjung mengaku merasakan kedamaian saat menikmati karya.
“Seperti duduk di Borobudur pada malam hari,” ungkap salah satu pengunjung.
Makna Budaya dan Spiritualitas
Baca Juga: Wuling New Alvez Tampil Segar di GJAW 2025, Siap Panaskan Persaingan Compact SUV
Pameran “Rembulan di Atas Borobudur” tidak hanya menyajikan karya visual, tetapi juga pengalaman kontemplatif.
Artikel Terkait
Pameran Maket Journey 4 di PAS, Awali Rangkaian Program API DIY
Misi Grafis 93 Gelar Pameran Reuni 'Jejak dan Resonansi' di Indie Art House
26 Perupa Ikuti Pameran 'Urip iku Urup' di Shaktikerta Fine Art Space Sragen
Pameran Internasional 'Interfaith' di UIN Walisongo: Seni Jadi Jembatan Kerukunan
RESONANSI: Jejak, Ingatan, dan Imajinasi Menyatu di Pameran Perdana
Panic to Magic: Pameran Multisensori Mengolah Krisis Lingkungan Jadi Kreativitas