Pameran Maket Journey 4 di PAS, Awali Rangkaian Program API DIY

photo author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 15:13 WIB
Maket patung Musin Panen karya Ambrosius Edi Priyanto. (Foto: Istimewa)
Maket patung Musin Panen karya Ambrosius Edi Priyanto. (Foto: Istimewa)

SENANGSENANG.ID - Asosiasi Pematung Indonesia (API) DIY, menggelar pameran Maket Journey 4 di Pendhapa Art Space (PAS), Jalan Lingkar Selatan Tegal Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul.

Pameran yang dibuka Jumat 10 Oktober 2025 lalu menjadi rangkaian awal program API DIY, yakni pameran Patung Journey 4 yang akan digelar mulai 24 Oktober hingga 2 November 2025.

Sebanyak 27 seniman terlibat di pameran ini, terdiri anggota API DIY, dan 7 seniman opencall lintas generasi.

Baca Juga: Telisik Aksi Santri Geruduk Rumah Atalia Praratya: Dituding Bentuk Opini Sensitif soal Bantuan Al Khoziny

Pameran yang dikuratori Rain Rosidi ini mengusung tema 'Paraliyan'.

Rain mengatakan, pameran bertajuk 'Paraliyan' yang mencerminkan gagasan tentang penerimaan terhadap keberbedaan, baik dalam konteks sosial, budaya, maupun personal.

Dalam dunia yang semakin terhubung, kontradiksi muncul ketika identitas-identitas justru semakin mengkristal, menciptakan batas-batas baru yang berpotensi menimbulkan gesekan. 

Baca Juga: Kasi Pidum Kejari Sleman Agung Wijayanto Mendapat Promosi Jadi Koordinator Kejati Riau

Melalui medium patung, ungkap Rain, para seniman mengeksplorasi beragam metode berkarya dan gagasan yang menyoroti keberbedaan, baik dari segi material, teknik, maupun konsep artistik. 

"Karya-karya dalam pameran ini bukan hanya menjadi representasi visual dari perbedaan, namun  juga sebagai ruang dialog tentang bagaimana kita memahami liyan dalam kehidupan sehari-hari," papar Rain.

Dikatakan Rain, pameran ini merayakan keberagaman dengan menampilkan identitas-identitas yang berbeda dalam ranah seni rupa tiga dimensi. 

Baca Juga: Rayinda Raih Emas Perdana DIY dari Taekwondo, Sport Tourism di Kudus Ikut Bersinar di PON Bela Diri 2025

"Dengan begitu, Journey Paraliyan tidak sekadar menjadi ajang pamer karya, tetapi juga wahana refleksi tentang bagaimana kita dapat hidup berdampingan dalam dunia yang terus berubah dan semakin kompleks," imbuh Rain.

Pematung Dunani menampilkan karya berjudul Kuda Lumping berbahan logam. Menurut Dunadi, juga pemilik Pendhapa Art Space ini, patung ini bukan sekadar bentuk, juga menyerukan suara yang perlahan terpinggir, dibungkam modernitas sosial media yang terlalu cepat, terang, dan rakus.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X