Angka Prevalensi Kasus Stunting Kota Yogyakarta Lebihi Target Nasional, 14 Kemantren Masuk Kategori Rendah

photo author
- Selasa, 31 Oktober 2023 | 12:29 WIB
Monitoring dan Evaluasi Quick Wins September di Ruang Kunthi PKK Balai Kota Yogyakarta, Senin 30 Oktober 2023. (Foto: Humas Pemkot Yogya)
Monitoring dan Evaluasi Quick Wins September di Ruang Kunthi PKK Balai Kota Yogyakarta, Senin 30 Oktober 2023. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

SENANGSENANG.ID - Angka prevalensi seluruh kasus stunting di Kota Yogyakarta tahun 2022 sebesar 13,8 persen melebihi target nasional tahun 2024 yaitu 14 persen. Seluruh Kemantren masuk kategori rendah.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Quick Wins September 2023 oleh Tim Satgas Percepatan Penurunan Stunting DIY, Kota Yogyakarta memiliki pencapaian yang lebih baik dibanding kabupaten lainnya di DIY.

Koordinator Program Manager Satgas Percepatan Penurunan Stunting DIY, Asteria Heny Widayati menyampaikan penurunan angka stunting di Kota Yogyakarta tahun 2022 telah mencapai angka 13,8 persen.

Baca Juga: Ini Enam Arahan Presiden Jokowi kepada Kepala Daerah, Salah Satunya Jaga Netralitas di Pemilu 2024

Menurutnya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Yogyakarta telah melaksanakan tujuh program percepatan penurunan stunting dengan baik.

“Di Bulan September 2023 Koordinasi Satgas terkait Implementasi Percepatan Penurunan Stunting telah dilakukan sebanyak delapan kali berkaitan dengan mini lokakarya stunting, rakor bulanan TPPS Kota Yogyakarta, Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS), Evaluasi Alur pemeriksaan calon pengantin dan Elsimil serta Monev Pendampingan TPK Kota Yogyakarta,” ujarnya pada acara Monitoring dan Evaluasi Quick Wins September di Ruang Kunthi PKK Balai Kota Yogyakarta, Senin 30 Oktober 2023.

Pihaknya menyebutkan jika berdasarkan peta sebaran stunting DIY berdasarkan kecamatan, seluruh kemantren di Kota Yogyakarta berwarna hijau atau sama dengan angka prevalensi rendah.

Baca Juga: Kemendikbudristek Rilis 10 Episode Drama Audio 'Misteri Nusantara', Ferry Fadli dan Ivonne Rose Pengisi Suara

Namun, Kota Yogyakarta menjadi salah satu daerah dengan cakupan keluarga risiko stunting tertinggi dengan angka 33 persen. 

“Capaian semester pertama berdasarkan Indikator Layanan Intervensi Spesifik sebanyak 30 persen berada di Dinas Kesehatan, sementara Indikator Layanan Intervensi Sensitif ini ada di 70 persen lintas perangkat daerah yang semuanya yang berkontribusi dalam percepatan penurunan stunting yang ditarik per bulan Juli berdasarkan laporan TPPS dari masing-masing kabupaten dan kota,” terangnya.

Capaian semester pertama berdasarkan Indikator Layanan Intervensi Sensitif yang telah melampaui target antara lain cakupan calon pasangan usia subur yang memperoleh pemeriksaan kesehatan, cakupan pendampingan keluarga berisiko stunting, persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak dan akses sanitasi layak, persentase kelurahan stop buang air besar sembarang, persentase target sasaran yang memiliki pemahaman tentang stunting dan cakupan bantuan jaminan nasional Penerima Bantuan Iuran (PBI) kesehatan.

Baca Juga: Jembatan Kaca Pecah Tewaskan Satu Pengunjung, Polresta Banyumas Tetapkan Pengelola Wisata The Geong Tersangka

“Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan semua pihak yang terlibat dan  membantu program penurunan stunting. Kami yakin dan optimis nanti 2023, angka stunting di Kota Yogyakarta akan turun lagi dengan seluruh sinergi dan sektor-sektor lainnya,” tambahnya.

Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Sarmin mengungkapkan berbagai strategi dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam percepatan penurunan angka stunting.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X