Hidup iman kita berawal ketika kita menerima Yesus dengan rendah hati di atas perahu kehidupan kita, menyediakan ruang untuk-Nya, dan menempatkan diri dalam mendengarkan sabda-Nya dan dari situ kita berefleksi, diguncangkan, dan berubah.
Pada saat yang sama, sabda Tuhan menuntut untuk berinkarnasi secara nyata dalam diri kita: oleh karena itu, kita dipanggil untuk menghidupi sabda.
Baca Juga: Diresmikan Bupati Ipuk Fiestiandani, Seniman Banyuwangi Senang Punya Galeri Baru Langgar Art
Sabda Tuhan tidak hanya tetap tinggal sebagai gagasan abstrak yang indah atau hanya membangkitkan emosi sesaat.
Sabda Tuhan, sambung Paus, menuntut perubahan cara pandang kita, membiarkan kita mengubah hati menjadi hati Kristus.
Ia memanggil kita untuk berani menebarkan jala Injil ke lautan dunia, meski selalu akan ada kesulitan-kesulitan saat menebarkan jala Injil tersebut.
Baca Juga: Kolaborasi Nano Warsono dan Vherkudara Sajikan Pameran Penuh Reflektif Jogja Incognita
"Tetapi, marilah kita melihat sekali lagi sikap Petrus: datang dari satu malam yang sulit ketika Ia tidak menangkap apa-apa, lelah dan kecewa, tetapi ia berkata: Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga,” tandas Paus.**
Artikel Terkait
Kominfo Tingkatkan Kualitas Internet di GBK untuk Misa Agung Bersama Paus Fransiskus, 86 Ribu Umat Katolik akan Hadir
PP Muhammadiyah Sambut Baik Kunjungan Paus Fransiskus, Haedar Nashir: Perkuat Hubungan Katolik dan Islam
Bertemu Presiden Jokowi, Kunjungan Paus Fransiskus Miliki Pesan Kuat Arti Pentingnya Rayakan Perbedaan
Paus Fransiskus Prioritaskan Kaum Marginal dan Terpinggirkan, Tertuang dalam Evangelii Gaudium 2013
Permainan Angklung dan Lagu Arbab Sambut Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta
Ini Pesan Paus Fransiskus kepada para Uskup, Imam, Biarawan, dan Biarawati Indonesia