MAWS ini dilengkapi dengan sensor suhu, tinggi permukaan air, kelembaban, arah dan kecepatan angin, curah hujan, dan suhu permukaan laut, serta mampu mengirimkan data per menit.
"Data yang diperoleh sangat penting untuk kepentingan keselamatan pelayaran, seperti informasi cuaca ekstrem, gelombang tinggi, serta pasang surut yang mempengaruhi operasional pelabuhan," jelasnya.
Selain itu, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak, Daryatno, menjelaskan bahwa MAWS mendukung kelancaran kegiatan bongkar muat peti kemas, serta menjamin keselamatan angkutan barang dan penumpang di pelabuhan.
"Ini merupakan upaya BMKG untuk menjaga masyarakat selamat dalam setiap penerbangan maupun pelabuhan, terutama dari ancaman bahaya cuaca ekstrem, mohon doanya agar kita semua dapat menjalankan tugas dengan seksama, cermat, cepat, tepat, serta akurat," pungkas Dwikorita.**
Artikel Terkait
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Potensi Cuaca Ekstrem hingga 8 Maret 2024, Ini Wilayah Terdampak
BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis Baru, Pemudik Diminta Hati-Hati dan Waspada
BMKG Luncurkan Tower GRK Terintegrasi untuk Dukung Net Zero Emission 2060 di Sejumlah Wilayah
Waspadai Bahaya Fenomena Cold Surge pada Aktivitas Pelayaran Penyeberangan dan Nelayan, Begini Penjelasan BMKG
BMKG Keluarkan Peringatan Potensi Bencana Hidrometeorologi saat Libur Nataru
BMKG: Ada Potensi Banjir, Tanah Longsor hingga Gelombang Tinggi di Jatim dan Bali, Berikut Wilayah Terdampak Selama Nataru