Angka ini mencerminkan tingginya kebutuhan dokter spesialis untuk meningkatkan akses kesehatan yang merata. Ini adalah tantangan serius bagi sektor kesehatan di Indonesia.
"Program fellowship ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis jantung yang sangat dibutuhkan, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan jantung di Indonesia,” ujar Menkes Budi sebagaimana dikutip dari http://idikotapurworejo.org, Kamis 9 Januari 2024.
Baca Juga: Awas! Boros Bisa Memicu Terjadinya Masalah Kesehatan Mental, Waspadai Dampaknya pada Diri Sendiri
Pada batch ini, Kemenkes memberangkatkan 27 dokter spesialis, yang terdiri dari 22 dokter spesialis kardiologi intervensi dan lima dokter spesialis neurologi intervensi.
Program ini dilaksanakan dengan skema pembiayaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebagai wujud kolaborasi lintas sektor antara Kemenkes dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Para peserta fellowship akan menjalani pendidikan intensif selama satu tahun di beberapa rumah sakit ternama di RRT dan Jepang, seperti Fudan University Zhongshan Hospital, Zhongda Hospital, dan Sapporo Cardiovascular Center.
Program ini dirancang untuk memperdalam keahlian peserta dalam bidang kardiologi, khususnya diagnosis, pengobatan, dan teknologi terkini dalam penanganan penyakit jantung.
Sebagai gambaran, terdapat 28 kabupaten/kota di Indonesia yang sudah memiliki alat catheterization laboratory (cath lab) tetapi belum memiliki tenaga medis.
Sebaliknya, ada enam kabupaten/kota yang memiliki tenaga medis tetapi belum didukung fasilitas memadai. Program fellowship ini diharapkan menjadi solusi strategis untuk menutup kesenjangan tersebut.
Baca Juga: Viral Siswa di Gorontalo Simpan Makanan Gratis untuk Ibunya: di Rumah Tak Ada Nasi
“Setelah ini dijalani, bagikanlah pengalaman Anda dan jika ada kekurangan, sampaikan kepada kami supaya bisa segera diperbaiki. Tapi kalau ada keindahannya, bagikan juga ke teman-teman, sehingga mereka tahu dan berani mencoba," kata Menkes Budi.
Menkes Budi berpesan untuk tidak lupa tujuan yang paling penting adalah menyelamatkan masyarakat Indonesia.
Plt Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes Yuli Farianti menyatakan bahwa program fellowship ini bukan langkah pertama.
Baca Juga: Buntut Kasus Pemerasan Oknum Polisi pada WNA Saat Nonton DWP Capai Rp2,5 Miliar, Endingnya Begini
Artikel Terkait
Ayo Buruan Vaksin Mumpung Masih Gratis! Menkes: Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar Tahun Depan
IDI Masih Siagakan Tenaga Kesehatan Dokter di Wilayah Bencana Gempabumi Kabupaten Bandung
Berkaca dari Ingar Nikita dan Lolly di Medsos, Menjaga Kesehatan Anak Remaja Dimulai dari Orang Tuanya
Calon Wali Kota Semarang Agustina WP Punya Perhatian Khusus pada Isu-Isu Kesehatan Mental
Menkes Minta RS Swasta Optimalkan Layanan Premium untuk Penanganan dan Deteksi Kanker
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Menkes Budi Gunadi Sadikin: Mirip Flu Biasa, Jangan Panik!