ICW Kritik Perencanaan Proyek Whoosh, Utang Membengkak Jadi Sorotan

photo author
- Rabu, 12 November 2025 | 20:04 WIB
Indonesian Corruption Watch (ICW) menilai persoalan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) berakar dari lemahnya perencanaan pemerintah sejak awal. (Foto: PMJ News)
Indonesian Corruption Watch (ICW) menilai persoalan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) berakar dari lemahnya perencanaan pemerintah sejak awal. (Foto: PMJ News)

SENANGSENANG.ID — Polemik utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali mencuat.

Di tengah sorotan publik atas pembengkakan utang hingga Rp116 triliun, Indonesian Corruption Watch (ICW) menilai persoalan ini berakar dari lemahnya perencanaan pemerintah sejak awal.

Kritik tersebut disampaikan aktivis sekaligus peneliti ICW, Almas Sjafrina, dalam sebuah podcast bersama Bambang Widjojanto.

Baca Juga: Trio Kuda Rilis Album Perdana 'Thrash Blues', Tawarkan Kebebasan Musikal Tanpa Kompromi

Ia menyoroti bagaimana pemerintah seolah baru kebingungan mencari solusi pembayaran utang setelah proyek berjalan.

“Yang membuat bingung kok sekarang baru ribut gimana cara bayarnya. Ini harusnya sudah dipikirkan sebelum proyeknya jalan,” ujar Almas dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube Bambang Widjojanto, Rabu (12/11/2025).

Utang yang Disebut 'Bom Waktu'

Isu utang Whoosh semakin ramai setelah Direktur Utama PT KAI (Persero) Bobby Rasyidin menyebutnya sebagai bom waktu, sementara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan tidak akan membayar lewat APBN.

Baca Juga: Forum JPP Bahas Konsep Self Policing, Masyarakat Diajak Jadi Polisi bagi Diri Sendiri

Menurut Almas, hal ini menunjukkan pemerintah belum matang dalam tahap perencanaan.

“Sebetulnya ini menunjukkan bagaimana pemerintah kita itu belum matang di level perencanaan, persiapan udah jalan duluan,” tambahnya.

Proyeksi yang Meleset

Almas menilai perhitungan pendapatan Whoosh sejak awal tidak realistis. Harapan agar pendapatan tiket bisa menutup utang kepada China ternyata meleset.

“Problem pertama menurut saya di situ adalah perencanaan dan persiapannya. Kalau perencanaan beres, 50 persen pekerjaan itu sudah selesai,” tegasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X