ICW Kritik Perencanaan Proyek Whoosh, Utang Membengkak Jadi Sorotan

photo author
- Rabu, 12 November 2025 | 20:04 WIB
Indonesian Corruption Watch (ICW) menilai persoalan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) berakar dari lemahnya perencanaan pemerintah sejak awal. (Foto: PMJ News)
Indonesian Corruption Watch (ICW) menilai persoalan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) berakar dari lemahnya perencanaan pemerintah sejak awal. (Foto: PMJ News)

Baca Juga: Ruzana Menang Meyakinkan, Yeremia/Rinov Tersingkir Tipis di wondr by BNI Indonesia International Challenge 2025

Ia menekankan perlunya kajian mendalam sebelum proyek dimulai, termasuk soal kebutuhan, target penumpang, dan opsi transportasi lain yang sudah tersedia.

ICW Tagih Kajian Transparan

Dengan isu utang yang kini ramai, ICW meminta pemerintah membuka kajian proyek Whoosh secara transparan.

“Orientasi kebijakan yang berdampak jangka panjang, apalagi terkait utang, harus rigid benar persiapan dan kajiannya,” kata Almas.

Meski begitu, ia mengakui Whoosh memberi manfaat berupa waktu tempuh yang lebih singkat dibanding moda transportasi lain.

Baca Juga: Pebulu Tangkis Muda Indonesia Unjuk Gigi di Hari Pertama wondr by BNI Indonesia International Challenge 2025

Utang Membengkak

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, sebelumnya menjelaskan bahwa proyek ini awalnya ditawarkan Jepang senilai 6,2 miliar dolar AS dan China 5,5 miliar dolar AS.

Indonesia akhirnya memilih tawaran China senilai 6,07 miliar dolar AS.

Namun biaya membengkak karena cost overrun sebesar 1,2 miliar dolar AS, sehingga total menjadi 7,27 miliar dolar AS.

Baca Juga: KPID DIY Gelar Malam Puncak Anugerah Penyiaran 2025, Apresiasi untuk Lembaga dan Tokoh Inspiratif Ini

Dari total biaya tersebut, 75 persen berasal dari pinjaman China Development Bank, sementara 25 persen sisanya dari setoran modal pemegang saham: PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) 60 persen dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. 40 persen.

Kini, pemerintah tengah bernegosiasi dengan pihak China untuk memperpanjang tenor pembayaran utang dari 40 tahun menjadi 60 tahun.**

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X