Ira juga menceritakan pengalaman saat ditempatkan di ruang isolasi berukuran 3x3 meter tanpa jendela selama tiga hari.
Dalam kesepian itu, ia merasa ditinggalkan, hingga menemukan penguatan dari surat Ad-Duha.
“Artinya, ‘Aku tidak melupakanmu dan Aku tidak membencimu. Bukankah kamu dulu yatim dan Aku beri kamu rumah?’ Itu mengingatkan saya pada perjalanan hidup sejak kecil. Ayah saya meninggal saat saya umur 7 tahun, kami tidak punya rumah sampai dewasa. Jadi saya sadar, saya salah karena merasa ditinggalkan Tuhan,” tuturnya.
Baca Juga: Malioboro Culture Vibes Hadir Lagi, Jogja Siap Beri Energi Baru
Titik Balik dan Harapan Baru
Momen tersebut menjadi turning point bagi Ira untuk melihat kasusnya dengan perspektif berbeda.
Ia menyebut rehabilitasi dari Presiden Prabowo sebagai cara Tuhan menolongnya.
“Pelajarannya, jangan pernah mendikte Allah. Kita pikir jalannya harus begini, tapi ternyata Tuhan memberi melalui Presiden. Semuanya diputar ulang, dikembalikan seperti tidak ada yang terjadi. Dalam satu ‘klik’, hidup saya berubah,” pungkasnya.
Baca Juga: Tiga Bulan Berjalan, Fitur Anti-Spam Indosat Hadang Ratusan Juta Upaya Penipuan Digital
Kisah kebebasan Ira bukan hanya tentang akhir masa hukuman, tetapi juga perjalanan spiritual yang mengajarkannya arti syukur, harapan, dan keyakinan pada kuasa Tuhan.**
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Subianto Berikan Rehabilitasi kepada Tiga Terpidana Kasus Korupsi ASDP
KPK Tahan 2 Pejabat PT PP Terkait Kasus Vendor Fiktif Rp46,8 Miliar
Ramai Dibicarakan, Hak Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Belum Tuntas Administrasi
Sama-Sama Hak Istimewa Presiden, Ini Bedanya Rehabilitasi yang Didapat Ira Puspadewi vs Abolisi pada Tom Lembong
Keluarga Jemput Ira Puspadewi di Rutan KPK, Kebebasan Masih Tertahan Administrasi
Publik Menanti Pembebasan Eks Dirut ASDP Usai Keppres Rehabilitasi