Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus mendukung inovasi yang bertujuan untuk mengurangi sampah serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah.
"Ini adalah langkah yang luar biasa. Pengelolaan sampah plastik ini bukan hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga membawa nilai ekonomi."
"Pemerintah akan memberikan pendampingan agar program ini bisa berkembang lebih luas," ujar Sam’ani.
Selain itu, Bupati juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar semakin banyak warga yang memahami manfaat memilah sampah plastik.
Ia berharap, program ini dapat diperluas ke berbagai sektor, seperti sekolah, pesantren, pasar, rumah sakit, dan kafe, sehingga lebih banyak pihak yang terlibat dalam pengelolaan sampah plastik.
Ditegaskan, bahwa pemerintah daerah akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas program pengelolaan sampah plastik ini.
Ia berharap Kudus dapat menjadi daerah yang lebih bersih dengan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik, tidak hanya untuk menciptakan lingkungan yang sehat, tetapi juga untuk membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Sementara itu Sunarto menjelaskan, pengelolaan sampah plastik ini dimulai dengan pengumpulan sampah dari pemulung dan warga.
Sampah plastik yang terkumpul kemudian dipilah berdasarkan jenis dan kualitasnya.
Plastik yang bersih langsung diproses menjadi cacahan, sementara plastik yang kotor dibersihkan terlebih dahulu sebelum dapat diproses lebih lanjut.
Ada berbagai jenis plastik dengan nilai jual yang berbeda, seperti PET (Polyethylene Terephthalate), yang biasanya digunakan untuk botol air mineral, dihargai sekitar Rp9.000 per kilogram dalam kondisi bersih.