Profesor Arbet mengembangkan metode analisis LA-U-series untuk menghasilkan data yang lebih akurat, mampu mendeteksi umur lapisan kalsium karbonat dengan sangat rinci hingga mendekati masa pembuatan lukisan tersebut.
“Metode yang dikembangkan ini menggunakan Teknik LA-U Series yang bisa memberikan keakuratan data yang tinggi, karena metode tersbut mampu mendeteksi lapisan kalsium karbonat,” ujar Profesor Abert.
Baca Juga: HUT ke-3 PT Promedia Teknologi Indonesia, Never Ending Improvement and Innovation
Pada kesempatan tersebut, BRIN menjalin kolaborasi dengan Google Arts & Culture, yang diwakili oleh Manager Hubungan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Indonesia, Ariana Santoso.
Kolaborasi itu bertujuan untuk memberikan gambaran secara langsung melalui bantuan teknologi, sehingga dapat melihat Lokasi di dalam gua.
Bahkan, Google Arts & Culture juga dapat memberikan animasi yang mensimulasikan pada ribuan tahun lalu, para manusia prasejarah melukis di dinding gua.**
Artikel Terkait
Motif Sekar Arum Sari Resmi Jadi Seragam Batik Jemaah Haji Indonesia 2024, Berikut Filosofi dan Maknanya
Herman Dodi Rela Melepas Sepeda Specialized Stumpjumper Vintage Kesayangannya untuk Bantu Palestina
Mengenal Wayang Wahyu, Akulturasi Budaya Tradisi Jawa dan Nilai-Nilai Kristiani dalam Kehidupan Masyarakat Katolik
Elon Musk Klaim Berhasil Tanam Chip dalam Otak, Dosen Unair Beberkan Fakta Ini
Le Minerale Naik Pitam, Disebut Mengandung Zat Bromat yang Membahayakan Kesehatan, Begini Penjelasan Manajemen
Karya Arek Surabaya, Gim Paw Rumble Sudah Didownload Dua Juta Pengguna dalam Waktu Kurang dari Setahun