Romo Mangun Humanis yang Sangat Nasionalis
Atas pilihan sulit itu, dosen sastra USD Yosep Yapi Taum yang menyebut telah membaca hampir semua karya Romo Mangun, mengungkap sisi lain Romo Mangun yang karya tulisnya tak kalah rumit dipahami dibandingkan dengan aksi lapangannya.
“Romo Mangun itu seorang humanis yang selalu memanusiakan manusia lain. Ia sangat layak menjadi pahlawan nasional. Romo Mangun berkeyakinan, seseorang pantas disebut nasional jika ia memberikan semangat kemanusiaan,” ujar Yapi mengulas novel Durga Umayi dan Ikan-Ikan Hiu, Ido, Huma Romo Mangun.
Listya Suprobo, Gusdurian, menimpali pemikiran Yapi dengan menceritakan bagaimana perjumpaan pribadinya dengan Romo Mangun.
Pun pula, bagaimana persahabatan Romo Mangun dengan Gus Dur dan Ibu Gedong Oka yang melampaui sekat agama.
Baca Juga: Pameran Seni Rupa 'Reflection of a Vision' Jadi Magnet Vherkudara Makin Dicintai Anak Muda
Menurutnya, Romo Mangun telah mengajarkan bagaimana membongkar agama dari dogma yang menjebak. Romo Mangun melawan politik agama untuk sekadar memperkuat kekuasaan.
Listya menyaksikan bagaimana Romo Mangun menghidupkan agama justru dalam relasi kemanusiaan yang riil. Romo Mangun mengajak kita keluar dari institusionalisasi agama lewat pernyataannya, “Orang bisa beriman tanpa agama.”
Oleh Murti, dosen yang pernah jadi relawan, “Romo Mangun mengenalkan apa yang disebut komunikasi hati.”
Baca Juga: Polytron FOX R Limited Edition, Cuma Dibanderol Rp15 Juta Sangarnya Nggak Ketulungan Dab
Dari semua itu, mereka sepakat pada beberapa hal mengenai Romo Mangun. Pertama, Romo Mangun seorang yang jujur, disiplin, dan tegas.
Ia mendampingi masyarakat tanpa membeda-bedakan. Ia memberi contoh, bekerja bersama, bukan hanya berkata-kata. Nilai tanggung jawab ia badankan dengan kerja tangan.
Kedua, Romo Mangun selalu berpikir tentang masa depan. Ia menggagas masyarakat Pasca-Indonesia, yakni Indonesia dengan pembaruan identitas yang inklusif, multikultural, dan tidak terpaku pada narasi nasionalisme yang beku.
Artikel Terkait
Desain Arsitektur Berjudul Arthadyaksa dari Jakarta Juara Lomba Desain Gedung LPS di Ibu Kota Nusantara
Keindahan Kiswah Ka'bah Kini Ada di Jakarta, Begini Pandangan Buya Yahya dan Arsitek Ridwan Kamil
Selain Kota Pelajar dan Wisata, Jogja Punya Julukan Baru sebagai 'Kota Tukang Parkir', Piye Menurutmu Dab?
Tim Peneliti BRIN Temukan Lukisan Gua Tertua di Dunia Berusia 51.200 Tahun di Leang Karampuang Sulsel
Ini Lukisan Gua Tertua di Dunia Temuan BRIN di Gua Leang Karampuang Sulsel Berusia 51.200 Tahun
Bukan karena Ada Mahkluk Luar Angkasa, tapi karena Hal Ini Kampung di Kota Jogja Ini Diberi Nama 'Kampung UFO'