Mengenal Mochtar Riady, Pendiri Lippo Group yang Masuk Daftar Triliuner Versi Majalah Forbes 2024

photo author
- Jumat, 29 November 2024 | 20:58 WIB
Potret Pendiri Lippo Group, Mochtar Riady. (YouTube.com/ Gilbert Lumoindong)
Potret Pendiri Lippo Group, Mochtar Riady. (YouTube.com/ Gilbert Lumoindong)

"Saat Jepang masuk ke Indonesia, ayah saya ditangkap karena diduga sebagai pihak yang anti dengan pendudukan Jepang di Indonesia. Kemudian setelah Jepang keluar dari Indonesia, (ayah Riady) dibebaskan," tutur Riady.

"Dengan demikian, sejak saya usia 11-15 tahun saya hidup berdikari (mandiri), Saya hidup sendiri, sambil sekolah. Jadi pengalaman saya waktu muda sangat berat," tambahnya.

Baca Juga: Vicky Prasetyo Gagal Jadi Bupati Pemalang? Begini Hasil Minor Versi Quick Count yang Bikin Sang Artis Merana di Medsos

Memulai Bisnis dari Jualan Batik

Dalam kesempatan yang sama, Riady juga mengungkap tentang masa ketika dirinya memikirkan tentang bisnis pada tahun 1950 silam.

Pria berusia 96 tahun itu menyebut berdagang adalah hal yang paling ideal untuk berbisnis, mengingat sang ayah adalah seorang pedagang batik di kawasan Malang, Jawa Timur.

"Tahun 1950 saya kembali ke Indonesia, mulai memikirkan usaha apa yang perlu saya tekuni, Yang gampang, ayah saya dagang batik, jadi saat itu saya ikut jualan batik," tutur Riady.

Baca Juga: 3 Syarat Kiper Andalan Shin Tae-yong Versi Kim Bong-soo, Soal Konsistensi hingga Perbandingan Statistik Paes versus

Riady mengaku kala itu memacu dirinya agar dapat menjual sebanyak 8 pakaian batik agar dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Saat itu saya hitung-hitung setiap hari saya harus bisa menjual 8 batik untuk bisa hidup," ungkapnya.

Pendiri Lippo Group itu juga menjelaskan pada masa itu penuh dengan kekhawatiran dagangannya tidak dibeli oleh para pejalan kaki di kawasan Kayutangan, Malang.

Baca Juga: Sinopsis Moana 2, Film Animasi Walt Disney Lanjutan Kisah Petualangan Putri Suku Polinesia yang Tak Kenal Takut

"Di kawasan Kayutangan, Malang, saat itu semua penuh dengan pedagang lain. tidak ada toko yang kosong. Jadi kalau saya buka toko batik, saya takut tidak orang yang berkunjung pada saat itu," sebut Riady.

Menemukan Filosofi Hidup Damai

Riady juga bercerita momen saat dirinya menemukan ajaran filosofi Lao Tzu saat dirinya tengah membaca sebuah koran di kawasan Kayutangan, Malang pada tahun 1950 silam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X