SENANGSENANG.ID - Dunia seni ke depan menghadapi persoalan yang sangat kompetitif dalam persaingan internasional.
Sehingga dibutuhkan strategi jitu untuk dapat bersaing dengan kompetitor jika ingin tetap eksis di kancah percaturan dunia internasional.
Demikian diungkap Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Prof Dr Timbul Raharjo ketika di Museumku Gerabah, Kasongan Bangunjiwo Kasihan Bantul, Sabtu 19 Agustus 2023.
Lebih lanjut menurut Prof Timbul, untuk menumbuhkan kesadaran berkarya dengan orientasi mampu menembus apresiasi masyarakat dunia di kalangan seniman masih harus membutuhkan dorongan serta dukungan ekstra.
"Jika hanya terpaku pada ceruk dalam negeri eksistensi karya nantinya terbatas hanya berkelindan di seputaran kolektor yang bisa dihitung itu itu saja," ucap Timbul begitu biasa disapa intim.
Untuk menuju ke dalam pemikiran global seperti itu menurut dia memang masih banyak membutuhkan proses dan waktu.
Sebab untuk dapat mengubah sikap mental dan idealisme berkarya bukanlah sesuatu yang mudah.
"Ada sebagian berpendapat, ketika harus bersaing dengan dunia internasional pasti akan berorientasi pasar. Sehingga karya bukan lagi sebuah karya seni tetapi produk market," tutur Timbul sambil tersenyum.
Sebetulnya hal itu tidak perlu terlalu dirisaukan jika seorang seniman ketika berkarya dengan kesungguhan menempatkan tanggungjawab profesi berkarya sebagai seniman.
Baca Juga: Honda Pede Rilis Motor Listrik EM1 e Meski Dibilang Kemahalan Dijual Rp40 Jutaan
Ketika karya kemudian diapresiasi hingga memikat pasar internasional itu konsekuensi dari karya yang bermutu.
"Untuk itu visi saya ketika diamahi sebagai rektor menginginkan ISI sebagai institusi internasional yang berakar kepada budaya Nusantara."