Trikumala Sari, Ibu Rumah Tangga yang Bukan Hanya Kagumi Karya WS Rendra , tetapi Juga Jago Menulis Puisi

SENANGSENANG.ID - Anggapan Yogyakarta adalah gudangnya pelaku seni dan budaya adalah benar adanya.

Bukan hanya didominasi kaum Adam, tetapi kelompok perempuan yang senang menerjuni bidang seni-budaya juga cukup banyak berkesenian di Yogyakarta.

Baik mereka yang menekuni dunia seni rupa pun juga yang lain seperti dunia panggung dan sastra.

Baca Juga: SMK Multimedia Sumbangsih Jakarta Study Tour Seni Budaya dan Industri ke Joglosemar , Ini Oleh-olehnya

Sebagian dari mereka memang boleh dibilang sudah kondang, namun tak sedikit yang namanya moncer ke atas permukaan.

Salah satunya ibu rumah tangga yang tinggal di Godean Sleman, Trikumala Sari termasuk yang ternyata menyimpan talenta menulis dan membaca puisi.

Saat SMA, ia pernah bergabung di grup teater di sekolahnya serta ikut kegiatan Bengkel Sastra yang diprakarsai Balai Bahasa Yogyakarta (BBY).

Istri dari Edy Widarto ini pun sudah sering membaca puisi, baik karyanya sendiri maupun karya sastrawan kondang seperti WS Rendra, Linus Suryadi AG dan Kahlil Gibran.

“Saya kagum dengan karya-karya sastra mereka. Meski sebagai ibu rumah tangga, saya berusaha bisa menyempatkan untuk rutin membaca karya-karya sastra mereka maupun sastrawan lain,” papar Sari, baru-baru ini.

Beberapa event penting yang digelar belum lama, termasuk menjelang adanya pandemi Covid-19, ia pun sering mendapat kesempatan membaca puisi.

Misalnya saja saat ada event seni-budaya di kompleks Pendopo Njayan-Sosromenduran, Asdrafi Yogyakarta, dan di beberapa tempat lain di Kota Yogyakarta dan Bantul.

Baca Juga: Pengalaman Tak Terlupakan, Pasangan Pengantin di Kudus Ini Rela Naik Perahu di Saat Rumahnya Terkepung Banjir

“Beberapa event seni budaya itu sebagai tim dekorasi panggungnya ada suami saya. Kalau suami saya ketika ikut mendukung kegiatan seni-budaya di Yogya, lebih senang di balik layar,” ungkap Sari.

Adapun salah satu judul puisi karya Sari yang biasa dibaca di beberapa event seni budaya bahkan ketika ada acara kumpul-kumpul keluarga/kopdar dengan teman-temannya, yakni berjudul Perempuan Dibawah Temaram.