Cuplikan puisi tersebut, sebagai berikut:
Hidup bagaikan musim sepanjang tahun
Lewat tawa dan air mata
Terpenjara dalam waktu dan keadaan
Diam membisu meringkuk dalam kerinduan
Oh...perempuan dibawah Temaram
Wajah keriput menua, tatapan bening penuh seribu doa
Sedangkan puisi karya WS Rendra yang biasa atau senang dibacanya untuk memeriahkan acara-acara, antara lain yang berjudul Sajak Ibunda.
Lain halnya dengan karya Kahlil Gibran, salah satu yang ia suka berjudul Sayap-sayap Patah.
Khususnya seni lukis, lanjut Sari, ia senang atau mengagumi lukisan-lukisan karya Ki Joko Wasis asal Yogya.
Baca Juga: Tetap Setia pada Diri Sendiri, Nasihat Horoskop Shio Tikus untuk Jumat 13 Januari 2023
Saat digelar Pameran Seni Rupa Offline-Online (PSROO) di nDalem Jayaningratan Yogya, 2019 silam, ia dan suaminya bahkan ikut terlibat sebagai panitia.
“Karya-karya lukis Ki Joko Wasis ikut dipamerkan pula, bahkan ada demo melukis sambil berjalan, salah satu kekhasan Ki Joko Wasis. Saya juga kagum dengan karya-karya lukisnya Ki Joko Wasis,” ungkapnya.
Ditambahkan Sari, karya-karya lukis Ki Joko Wasis, bagus-bagus dan penuh makna.
Baru-baru ini, ia dan suaminya melihat langsung proses melukis ki Joko Wasis di Alun-Alun Selatan Kraton Yogyakarta, salah satunya berjudul Roro Mendut. **
Artikel Terkait
Cerita Sukses Dwi Saputro, Usai Diwisuda Langsung Simpan Ijazah dan Putuskan Jadi Entrepreneur
Lewat Album Indigo, RM BTS Jadi Solois Pria Korea yang Sukses Bertengger 4 Minggu di Tangga Lagu Billboard 200
SMK Multimedia Sumbangsih Jakarta Study Tour Seni Budaya dan Industri ke Joglosemar , Ini Oleh-olehnya