Nafsu Mutmainnah, Tak Pernah Putus Asa atas Rahmat-Nya, dan Tenang dengan Takdir Allah SWT

photo author
- Sabtu, 15 April 2023 | 12:43 WIB
Ustaz H Ahmad Ahsan Jihadan SPsi MA: Miliki nafsu mutmainnah, selalu tenang dengan takdir Allah SWT. (Foto: Ist)
Ustaz H Ahmad Ahsan Jihadan SPsi MA: Miliki nafsu mutmainnah, selalu tenang dengan takdir Allah SWT. (Foto: Ist)

Artinya: "Seorang hamba tidak akan mampu mewujudkan keimanan seterang-terangnya hingga ia mencintai sesuatu karena Allah dan membenci sesuatu karena Allah. Ketika seorang hamba sudah mencinta dan membenci karena Allah, maka dia berhak mendapat pertolongan dari-Nya."

Namun, langkah pertama menuju nafsu mutmainnah adalah berjalan menuju Allah dan meniti ke negeri akhirat.

Dasarnya adalah sadar sebagai hamba yang hina, merasa kecil di hadapan kuasa Allah, serta selalu melihat segala sesuatu dengan pandangan pelajaran dan hikmah.

Selai itu melihat akhirat sebagai kehidupan panjang yang lebih baik, sedangkan melihat dunia sebagai kehidupan sementara yang lekas berakhir.

Baca Juga: Selama Idul Fitri 1444 H, PGN Subholding Gas Pertamina Pastikan Penyaluran dan Layanan Gas Bumi Aman

Tanpa dasar ini yang terjadi adalah penyesalan yang menyengsarakan diri, sebagaimana yang diungkap Al Qur'an.

Supaya jangan ada orang yang mengatakan, "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedangkan aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah )," (QS Az-Zumar 39: 56).

(Lihat: Syekh Ahmad Farid, Tazkiyatun Nufus, [al-Iskandariyyah: Darul Aqidah], 1993, jilid 1 hal. 67).

Disebutkan oleh Allah, "Sesungguhnya para wali-Ku di antara hamba-Ku dan para kekasih-Ku di antara makhluk-Ku adalah mereka yang berdzikir mengingat-Ku, sehingga Aku pun berdzikir mengingatnya," (HR Ahmad).

Baca Juga: Studi Baru Mengungkap, Makan Kurma Ternyata Bisa Mencegah Kanker Pankreas

Secara tidak langsung, hadits di atas membuktikan ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa dzikir dapat menenangkan hati dan jiwa:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah, hati menjadi tenteram," (QS Ar-Ra‘d 13: 28).

Dari gambaran di atas, nafsu mutmainnah adalah nafsu tertinggi, sekaligus kebalikan dari nafsu amarah.

Ketika nafsu muthmainnah menguat, maka hati akan terlindung dalam bentengnya, dan semakin dekat dengan kerajaannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Thoriq

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X