Dalam hal ini, jiwa memiliki kesadaran akan hal itu.
Nafsu Mutmainnah, yaitu sifat jiwa yang memperoleh ketenangan, sehingga di setiap ibadahnya dilakukan atas dasar cinta kepada Allah SWT.
Menurut Ibnu Qayyim dalam kitab Ighatsat al-Lahfan min Masyayidisy Syaithan, apabila jiwa merasa tenteram kepada Allah SWT, tenang dengan mengingat-Nya, dan bertobat kepada-Nya, rindu bertemu dengan-Nya, dan menghibur diri dengan dekat kepada-Nya, maka ialah jiwa yang dalam keadaan mutmainnah.
Baca Juga: 'Jeggboy and Girl', Solusi Belanja Mudah dan Berkualitas di Bulan Ramadan
Seperti firman Allah dalam QS Al-Fajr ayat 27-30:
"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku."
Maka demikianlah sesungguhnya jiwa memiliki kecenderungan untuk berbuat buruk, karena setiap jiwa punya hawa nafsu meskipun pada hakekatnya manusia lahir dalam keadaan suci. **
Ditulis oleh: Ustaz H Ahmad Ahsan Jihadan SPsi MA (Kepala Bidang Poldagri dan Ormas Badan Kesbangpol Kabupaten Gunungkidul)
@ahsanjihadan
Artikel Terkait
Tiga Orang Doanya Tidak Tertolak, Salah Satunya Doa Orang Berpuasa sampai Ia Berbuka
Bekerja di Bulan Ramadan Harus Kita Maknai Sebagai Ibadah Kepada Allah
Iman dan Ilmu, Kunci bagi Orang Bertakwa untuk Mendapatkan Kemuliaan di Hadapan Allah SWT
Doa Seseorang Tak Dikabulkan, karena Hati Mati oleh Sepuluh Perkara Ini
Inilah Doa Meminta Petunjuk, Ketakwaan, Iffah dan Kekayaan